Dua Desa Masih Terisolir Banjir di Maros, Dermaga Nelayan Juga Rusak
Selain masih tinggi, air masih mengalir deras. Hal tersebut membuat warga takut untuk keluar dari desa. Aktivitas warga pun juga masih lumpuh.
Penulis: Ansar | Editor: Hasrul
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Banjir masih terjadi di Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Air belum surut meski hujan deras sudah berhenti, Kamis (24/1/2019).
Ketinggian air yang mencapai dada orang dewasa mengisolir dua desa yakni Borikamase dan Borimasunggu.
Selain masih tinggi, air masih mengalir deras. Hal tersebut membuat warga takut untuk keluar dari desa. Aktivitas warga pun juga masih lumpuh.
Baca: 21.200 Kepala Keluarga di Maros Mengungsi Akibat Banjir
Baca: Kecematan Bontoala Seimbangkan Program Fisik dan Non-fisik di Musrenbang
Baca: Efek Banjir dan Angin Kencang 94 Tiang Listrik Tumbang di Sulsel
Kepala Desa Borikamase Aswin mengatakan, wilayah kerjanya sudah terendam banjir tiga hari terakhir. Padahal, banjir di Maros kota sudah surut.
"Warga masih takut untuk menyebrang ke kampung yang sudah surut banjirnya. Kendaraan belum bisa melintas. Berjalan kaki saja, masih rawan," katanya.
Di dua desa tersebut ratusan Kepala Keluarga (KK) juga ratusan hektare sawah yang terdampak bencana banjir. Banjir kali ini, merupakan terparah dibanding sebelumnya.
Baca: Pakai Perahu Karet, Kabidokkes Polda Sulsel Datangi Pengungsi di Posko I dan II
Baca: Mulai Maret 2019 JNE Cabang Makassar Naikkan Tarif, Ini Alasannya
Akibat banjir tersebut dermaga nelayan setempat sudah hanyut dan rubuh. Puluhan perahu nelayan rusak berat.
"Dermaga di Dusun Tebbange rubuh dan hanyut terbawa arus banjir. Banyak juga perahu nelayan yang rusak," katanya.(*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:
Follow juga akun instagram official Kami: