Pemilu 2019
Tingkatkan Partisipasi Masyarakat, Ini yang Dilakukan KPU Wajo
angka partisipasi pemilih Kabupaten Wajo melampaui angka partisipasi pemilih di Sulawesi Selatan di Pilkada 2018 lalu, yakni 71%.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan wartawan TribunWajo.com, Hardiansyah Abdi Gunawan
TRIBUNWAJO.COM, WAJO - Pada perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 lalu, partisipasi pemilih di Kabupaten Wajo mencapai angka 81,59%. Angka tersebut cukup tinggi bila dibanding dengan dua daerah di Sulsel, Kabupaten Bulukumba dan Kota Makassar yang cuma berada di kisaran 60%.
Bahkan, angka partisipasi pemilih Kabupaten Wajo melampaui angka partisipasi pemilih di Sulawesi Selatan di Pilkada 2018 lalu, yakni 71%.
Menurut Komisioner KPU Wajo Devisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Haedar, angka partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2019 mendatang akan berusaha ditingkatkannya. Mengingat, jumlah pemilih pada Pemilu 2019 mendatang, meningkat. Dari hasil DPTHP 2, ada 18.052 pemilih baru yang terdaftar.
Baca: Matahari Mall Panakukang Adakan Promo, Diskon Hingga 70%
Baca: Ini Bunyi Pantun yang Ditulis Jokowi, Terungkap 6 Alasan Dapat Gelar Adat Datuk Dari LAM Riau
Baca: Terakhir Hari Ini, Flash Sale Buku Ini di Gramedia MP
"Apa yang kita lakukan di Pilkada kemarin akan kita pertahankan, juga kita menggenjot lagi yang potensial disentuh," katanya kepada Tribunwajo.com.
Haedar menambahkan, mengajak para pemilih untuk berpartisipasi adalah dengan mengikat simpul keluarga. Artinya, keluarga adalah dasar dan keluarga memiliki pengaruh besar untuk memperngaruhi untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum.
"Pada setiap pertemuan kita ajak pro aktif, inikan basis keluarga, para pemilih dianggap kawan KPU. Ketika kami membahasakan ke satu orang, merekalah yang sampaikan ke keluarganya," jelasnya.
Penyampaian bahwa Pemilu bukanlah milik orang-orang yang berada di level atas juga menjadi penekanan. Olehnya, di setiap kesempatan bertemu para pemilih, KPU Wajo senantiasa mengingatkan, pesta demokrasi adalah pesta kita semua.
"Ini persoalan bagaimana kita meramu bahasa. Dan kita sampaikan ke simpul mereka. Seperti kelompok tani, majelis taklim, petani rumput laut, dan masyarakat termajinalkan," sambungnya.
Kelompok-kelompok tersebut dinilai mewakili masyarakat umum, selain yang paling mendasar adalah keluarga. Pertemuan-pertemuan di luar forum sosialisasi pun sangat penting dan hal tersebut dinilai sangat efektif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memilih.
"Sebab door to door tidak memungkinkan dan tidak efektif," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, pada perhelatan Pilkada 2018 lalu, Kabupaten Wajo memiliki 270.192 DPT. Untuk Pemilu 2019, pasca penetapan DPTHP 2, ada 288.244 DPT. Dilansir dilaman web resmi Kabupaten Wajo, wajokab.go.id, per 2016, jumlah penduduk di kabupaten dengan luas 2.056 km 2, ada 394.495 jiwa. (*)
Ket gam: Komisioner KPU Wajo Devisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Haedar.
(Sumber: Hardiansyah Abdi Gunawan)