Cerita Relawan KSR PMI STIA Puangriamaggalatung yang Pernah ke Palu
Tiap 5 Desember, para relawan se dunia merayakan International Volunteer Day atau Hari Relawan Internasional.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Waode Nurmin
Laporan wartawan TribunWajo.com, Hardiansyah Abdi Gunawan
TRIBUNWAJO.COM, WAJO - Tiap 5 Desember, para relawan se dunia merayakan International Volunteer Day atau Hari Relawan Internasional. Menjadi relawan, tentu memiliki kebahagiaan tersendiri.
Itulah yang diceritakan salah seorang anggota Korps Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Puangrimaggalatung Sengkang, Muhammad Rais (21).
Baca: Masalah TB Diminta Jadi Perhatian Di Parepare
Baca: Garam Jeneponto Disebut Mengandung Mikroplastrik, Ini Kata Sekda Jeneponto
Dirinya acap terjung ke lokasi bencana di beberapa daerah terdampak. Teranyar, dirinya mengabdikan diri untuk menjadi relawan ketika gempa dan tsunami menghamtan Palu, Sigi, dan Donggala beberapa waktu lalu.
Lelaki kelahiran 1997 silam tersebut mengaku sedari bangku SMA, dirimya sudah acap jadi relawan.
"Pertama kali jadi relawan mungkin bisa dibilang saat SMA. Tapi tidak terjung langsung ke lapangan, itu saat bencana abu vulkanik di ternate Maluku Utara lalu," katanya kepada Tribunwajo.com, Rabu (05/12/2018).
Untuk menjadi relawan yang tidak dipungut biaya alias tanpa pamrih tersebut, dirinya tidaklah berpikir panjang.
"Saya hanya berpikir bahwa saya adalah manusia, saya bisa, ini adalah kewajiban. Dan pada akhirnya merasakan kesenangan tersendiri. Kebahagiaan tersendiri melihat orang-orang tersenyum," katanya.
Tentu, tidak hanya suka yang dirasakan oleh para relawan ketika sedang bertugas. Kadang, Alumni SMKN 1 Kota Ternate tersebut juga kadang kesal sendiri.
"Beberapa kali melakukan aksi di lapangan namun di anggap nol dikarenakan tak ada bukti dokumentasi, hal itu membuat saya sangat kesal. Bukan karena ingin dianggap atau apalah, tapi saya lebih senang menikmati action di banding aksis. Tentang upah, senyum mereka adalah upah saya," cerita anak dari pasangan Ambo Asse HG dan Fatmawati Manda tersebut.
Selain itu, perasaan gagal juga acap muncul. Itu dikarenakan ketika dirinya gagal membuat orang-orang yang dibantunya tersenyum.
"Suka duka saya hanya saat merasa gagal membuat orang-orang tersenyum bahagia. Saat memikirkan bagaimana masa depan mereka," katanya.
Baca: Parkir di Bahu Jalan Tambah Kepadatan Arus Lalin Depan Unibos
Baca: BKN Bocorkan Beberapa Hal yang Bisa Gugurkan Peserta Tes SKB CPNS 2018
Di hari Relawan sedunia ini, Muhammad Rais pun menitipkan pesan kepada para relawan sedunia yang masih menjaga nuraninya untuk terus berbakti tanpa pamrih.
"Teruslah beraksi, tetaplah menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Tekat dan niat adalah kunci, berikan apa yang kamu bisa dan jangan biarkan kamu tak bisa memberi," pesannya.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: