Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

MQKI Internasional 2025

Darah Sulsel Lahir di Jambi, Andi Aisyah Kembali ke Tanah Leluhur Lewat MQK Wajo

santriwati asal Jambi, Andi Aisyah, kembali ke tanah leluhur di Wajo lewat ajang MQKI Nasional. Ia wakili Jambi bersama Novella.

Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Sukmawati Ibrahim
Jabal Qubais/Tribun Timur
MQKI WAJO - Kafilah Kontingen Provinsi Jambi, Novella (kiri) dan Andi Aisyah (kanan), peserta Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional di Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. antriwati asal Jambi, Andi Aisyah, kembali ke tanah leluhur di Wajo lewat ajang MQKI Nasional. Ia wakili Jambi bersama Novella, bawa cerita dan kesan mendalam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, WAJO -  Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional ke-8 di Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menjadi momen istimewa bagi Andi Aisyah, santriwati asal Jambi.

Lewat ajang ini, ia kembali menjejak tanah leluhur orang tuanya.

Meski lahir dan besar di Jambi, darah Sulawesi Selatan mengalir kuat dalam dirinya.

“Kalau bapak orang Bone dan ibu orang sini (Wajo). Tapi saya baru pertama kali ke sini. Rumah nenek pun saya tidak tahu,” ucapnya sambil senyum saat ditemui Tribun-Timur.com di Pondok Pesantren As'adiyah Lapongkoda, Minggu (5/10/2025).

“Tapi saya lahir di Jambi. Dulu kedua orang tua saya merantau di sana,” sambungnya.

Andi Aisyah bersama rekannya, Novella, merupakan kafilah kontingen Provinsi Jambi yang mengikuti lomba membaca kitab kuning tingkat nasional.

Sebelumnya, mereka hanya sampai di tingkat provinsi.

Baca juga: Lagu Komang Pecahkan Suasana Night Inspiration MQK 2025 di Wajo

“Pada MQK tahun kemarin baru tingkat provinsi. Alhamdulillah tahun ini bisa mewakili Jambi ke tingkat nasional,” ucap Novella. 

Keduanya mengaku banyak pengalaman baru selama mengikuti MQKI di Wajo.

“Kami berdua baru pertama kali ke Pulau Sulawesi. Tentunya ada pengalaman, perspektif, dan teman baru,” ujar Novella.

“Di Wajo khususnya, orangnya sangat-sangat ramah. Dari jauh sudah dijamu senyuman,” tambahnya.

Persiapan mereka dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan lomba.

“Hampir tiap hari kami dibimbing sama pembina. Baik itu di pondok, di rumah, bahkan sampai di lokasi kegiatan pun tetap latihan,” katanya.

Tak hanya itu, mereka juga mengapresiasi pelayanan panitia MQKI yang dinilai sangat baik.

“Sangat senang, apalagi ada dapur 24 jam. Untuk lauk sih hampir sama dengan yang di Jambi, tapi kalau untuk kue-kuenya itu banyak yang baru kami makan. Buroncong salah satunya, enak,” sebut Andi Aisyah.

Sebagai informasi, kafilah kontingen Jambi berhasil melaju ke final lomba kitab kuning tingkat Marhalah Wustha dan Ulya.

“Kalau baca kitab ada teman kami yang masuk final. Debat bahasa Inggris dan Arab belum,” tandas santriwati Pondok Pesantren Darul Arifin Jambi ini. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved