Pak Bupati Luwu Timur, Ada Warga'ta Tidak Sekolah karena Tak Bisa Beli Seragam
Rama dan Riska tinggal bersama ayahnya bernama Sarli (58) dan ibunya di Lorong 10, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Rama (13) dan Riska (12) tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMP karena terbentur biaya.
Mereka menganggur setelah lulus dari SDN Mallaulu, Malili, Luwu Timur, setahun lalu.
Rama dan Riska tinggal bersama ayahnya bernama Sarli (58) dan ibunya di Lorong 10, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili.
Rumah yang ditempati Rama, Riska bersama tiga saudara dan kedua orangtuanya bekas mess perusahaan.
Mereka menumpang disana sudah 10 tahun.
Rama dan Riska putus sekolah karena orangtuanya tidak punya biaya membeli perlengkapan sekolah.
"Masih mau sekolah, tapi orangtua tidak punya biaya untuk beli seragam, termasuk sepatu," kata Rama kepada wartawan, Selasa (4/12/2018).
Padahal, kata Rama, niatnya untuk sekolah bersama Riska sangat besar. Keduanya rindu untuk kembali bersekolah seperti teman sebayanya.
Ayah Rama dan Riska bernama Sarli mengatakan tidak bisa membiayai anaknya untuk melanjutkan sekolahnya.
Untuk kebutuhan makan sehari-hari saja, Sarli kesulitan dengan nafkah hasil kerja serabutan. Apalagi untuk membeli seragam sekolah untuk anaknya.
"Pendapatan sebagai pekerja serabutan, hanya bisa menutupi sebagian kebutuhan rumah tangga," kata Sarli.