DPW PKB Sulbar Gelar Musabaqah Kiraatul Kutub di Ponpes Salafiyah Parappe
DPW PKB Sulbar mengadakan Musabaqah Kiraatul Kutub (MKK) yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe, Polman
Penulis: Nurhadi | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Sulbar Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, POLMAN--Sebagai rangkaian dari peringatan hari santri DPW PKB Sulbar mengadakan Musabaqah Kiraatul Kutub (MKK) yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe, Polman, Senin (5/11/2018) kemarin.
Perlombaan dilaksanaan dua tingkataan yaitu tingkat Ula(Pemula) dan tingkat Ulya (Dewasa).
Adapun cabang kitab yang dilombakan ialah Kitab Fathul Qarib dan Kitab Imrithi (Tingkat Ula) dan Kitab Ihya Ulumiddin untuk tingkat Ulya.
Baca: Sambut HUT ke-73 Brimob, Brimob Polda Sulbar Gelar Donor Darah
Baca: Dispora Lutra Akan Gelar Kompetisi Olahraga Pelajar
Sekretaris Umum DPW PKB Sulbar Dr. Ahmad Al Yakin mengungkapkan, kegiatan ini adalah yang pertama kali diadakan di Sulawesi Barat dan serentak diadakan DPW seluruh Indonesia.
Dihadapan para santri pria yang juga aktif sebagai Akademisi Unasman itu mengatakan, seorang santri ketika kelak memasuki ruang - ruang profesi dijamin mampu melaksanakan tugas dengan baik karena memiliki pondasi yang bagus.
"Bahwa santri bisa jadi ekonom, ahli matematika, jadi pejabat dan sebagainya. Santri punya kelebihan karena memahami dasar keagamaan yang bagus," katanya.
Ditempat yang sama, Kordinator wilayah pelaksana Musabaqah Qiraatul Kutub Sulawesi Barat, Mas'ud Saleh menuturkan, saat ini cara yang paling tepat untuk memahami Al Quran dan hadist ialah dengan cara mempelajari karya ulama melalui kajian kitab turats.
"Saya sangat yakin bahwa santri - santri Sulawesi Barat mampu bersaing di tingkat nasional apalagi santri-santri memiliki jejak karir yang baik di bidang Musabaqah KIraatul Kutub,"kata dia.
"Mempelajari kitab kuning adalah tradisi pesantren dalam memahami hukum Islam dan itu adalah cara terbaik bagi kita khususnya kalangan pesantren untuk memahani makna Al Quran dan Hadis,"tambahnya.
Baca: Bupati Enrekang Minta Guru Tingkatkan Kompetensi Peserta Didik
Baca: Anggota DPRD yang Manfaatkan Reses untuk Kampanye Terancam Pidana 2 Tahun Penjara
Sementara itu Sekretaris Umum Ponpes Salafiyah Parappe, Ustad Syuaib mengapresiasi kegiatan ini, mengingat kajian kitab kuning saat ini semakin langka.
"Apalagi cabang di lombakan sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Seorang santri tidak cukup baginya kalau hanya akan mendalami Ilmu Fikhi tanpa dibekali ilmu tasawwuf begitupun sebaliknya seseorang yang mempelajari ilmu tasawwuf harus di bekali ilmu fikhi," tuturnya. (*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: