Data BPS: Lulusan SMK di Sulsel Paling Banyak Menganggur
data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel pada Agustus 2018 sebanyak 3.988.029 orang, naik 175.671 orang dibanding Agustus 2017.
Penulis: Hasrul | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR. COM, MAKASSAR -Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Selatan (Sulsel) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel pada Agustus 2018 sebanyak 3.988.029 orang, naik 175.671 orang dibanding Agustus 2017.
Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Pada Agustus 2018, sebanyak 3.774.924 orang penduduk bekerja sedangkan sebanyak 213.105 orang menganggur.
Baca: Pemilu 2019, Kapolres Enrekang Ingatkan Personilnya Netral
Baca: Minat Ikut Pelatihan Instrumen Borang Akreditasi Institusi? Yuk Daftar Pelatihan yang Digelar Aptisi
Baca: Tes CPNS Barru Akan Dilaksanakan Dua Hari, Ini Jadwal dan Tempatnya.
"Dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 176.261 orang sedangkan pengangguran berkurang 590 orang," kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sulsel, Dr Faharuddin MSi di Kantor BPS Sulsel Jl Haji Bau, Senin (5/11/2018).
Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat. TPAK pada Agustus 2018 tercatat sebesar 63,02 persen, meningkat 2,03 poin dibanding setahun yang lalu.
"Kenaikan TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja," ungkap Faharuddin dalam rilis resmi keadaan ketenagakerjaan Sulsel Agustus 2018.
Baca: Polsek Bone-bone Gerebek Lokasi Sabung Ayam di Patila, Ini Yang Didapat
Baca: Kronologi Lengkap Aktor Korea Lee Jong Suk Dideportasi dari Indonesia, Sempat Nangis? 10 Faktanya
Baca: Ini Cara Mudah Mengecek WhatsApp yang Dibajak atau Disadap
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Agustus 2018, TPAK laki-laki sebesar 80,15 persen sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 47,19 persen.
Dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki dan perempuan masing-masing meningkat sebesar 0,49 poin dan 3,43 poin.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
Baca: Upaya Menggali Sumber Air untuk Pengungsi di ICS Palu
Baca: Pendaftaran BPSK Palopo Diperpanjang Sampai 12 November
Baca: Pilkades Pattiro Deceng Maros Menuai Protes, Diduga Libatkan Pelajar di Bawah Umur
TPT pada Agustus 2017 sebesar 5,61 persen turun menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018. Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding di perdesaan.
Pada Agustus 2018, TPT di wilayah perkotaan sebesar 8,38 persen, sedangkan TPT di perdesaan hanya sebesar 3,16 persen.
Dibandingkan setahun yang lalu, TPT di perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,72 poin. Sedangkan TPT perkotaan meningkat sebesar 0,27 poin.
Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2018, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 12,48 persen.
TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Diploma I/II/III sebesar 12,39 persen. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma I/II/III.
Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 1,91 persen.
Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, peningkatan TPT hanya terjadi pada tingkat pendidikan SMK dan Universitas.(*)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: