Gempa Palu Donggala
Passobis Amparita Ditangkap Polisi Menipu di Makassar, Modus Kumpul Uang Korban Gempa Palu Donggala
Passobis Sidenreng Rappang Ditangkap Polisi Menipu di Makassar, Modus Kumpul Sumbangan Korban Gempa Palu Donggala
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Mansur AM
Passobis Sidenreng Rappang Ditangkap Polisi Menipu di Makassar, Modus Kumpul Sumbangan Korban Gempa Palu Donggala
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - La Mansur alias Mansur (41) akan mendapat hukuman berat.
Niatnya menipu warga Makassar dengan modus mengumpulkan uang sumbangan untuk korban Gempa Palu Donggala.
Uang sumbangan warga Makassar ini digunakan untuk keperluan pribadi.
Baca: Mewahnya Rumah Najwa Shihab Bak Istana, 2 Kolam Renang Lihat Kamar Tidurnya
Baca: Soeharto Sempat Ramal Kondisi Indonesia di Abad 21, Tak Disangka Jadi Nyata, Ini Kata Pengamat
Baca: Preview PSM Vs Arema, Tamu Ingin Gol Cepat, Ini yang Akan Dilakukan Coach Milan Petrovic di Makassar
Secara spontan aliran bantuan berupa donasi dalam bentuk barang maupun uang tunai terus mengalir untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Berbagai instansi hingga komunitas masyarakat maupun perorangan berbondong-bondong memberikan bantuan.
Hanya saja momen kemanusiaan ini tercoreng dengan tindakan untuk keuntungan pribadi, salah satu satunya dilakukan oleh salah satu warga asal Amparita, Kelurahan Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidrap, La Mansur alias Mansur (41).
Memanfaatkan momen tersebut, Mansur yang berprofesi sebagai petani melakukan penipuan online dengan menyebarkan SMS meminta sumbangan untuk korban bencana gempa-tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala.
Istilahnya, Passobis.
Modus pelaku yakni dengan cara mengirim pesan singkat (SMS) lewat Software Caster.
Software ini dapat mengirim sms secara massal ke ribuan No HP sekali kirim dengan loading pengiriman yang cepat.
Adapun isi pesan yang disebarkan yakni "Tolong bantu keluarga kami korban gempa tsunami Palu-Donggala melalui via rekening BRI atas nama Risa Ristianti".
Dan pesan singkat ini pun viral di masyarakat.
Awalnya ia melakukan aksinya karena melihat di televisi banyaknya bantuan kepada para korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi.
"Saya melihat di TV, lihat gempa dan banyaknya bantuan mengalir ke Palu, terus saya bikin SMS mengaku sebagai keluarga korban yang sedang membutuhkan bantuan, dan mengirimnya secara acak," terangnya.