Kesal Banyak Debu Beterbangan, Warga Moncongloe Maros Hentikan Paksa Truk Tambang

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

 TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Warga Moncongloe, Maros bersama Pemuda Pancasila menghentikan sejumlah truk pengangkut tanah timbunan yang melintas di jalan Poros Pamanjengan dan Panaikang, Selasa (2/10/2018).

Warga standby di depan kantor Camat Moncongle, untuk menghentikan paksa truk yang melaju. Mereka kesal lantaran, debu masih berterbangan ke pemukiman.

Koordinator aksi, Suhardi mengatakan, warga geram lantaran pemilik tambang telah melanggar kesepakatan. Awalnya, penambang bersedia menyiram jalanan tiga kali sehari.

Setelah pertemuan berlangsung di kantor Camat bulan lalu, penambang dan Polsek Moncongloe, sempat gencarkan penyiraman.

Berselang beberapa hari, penambang dan Polsek berhenti menyiram jalanan. Hal tersebut membuat debu kembali terbang dan membuat warga sesak nafas.

"Kami turun aksi, karena penambang ini tidak menjalankan kesepakatan yang telah dibuat. Harusnya mereka menyiram jalanan supaya debu tidak terbang. Tapi faktanya, sudah berhenti," katanya.

Massa menuntut, penambang melakukan penyiraman jalanan tiga kali sehari, mengatur jarak antara truk pengangkut tanah.

Penambang juga harus mengukur jumlah muatan supaya tidak berhamburan di jalan. Bak truk harus ditutup dengan terpal supaya tidak menggangu pengendara lain.

"Kami juga minta kepada sopir supaya tidak ugal-ugalan dijalan. Selama ini, mereka ugal-ugalan, makanya tanah timbunan berhamburan di jalan," katanya.

Kapolsek Moncongloe, Iptu Abdul Malik yang memimpin pengamanan, memanggil dan memediasi antara pendemo dan penambang.

Hasil kesepakatan, aksi tambang tetap berlanjut dan penambang akan memperhatikan dan akan melaksanakan tuntutan warga.

"Kami sudah memediasi. Hasilnya, tambang tetap berjalan dengan syarat, semua tuntutan warga dijalankan oleh penambang," katanya.