Laiknya Pilkada, Usai Diimunisasi Campak dan Rubella, Anak di Sulsel Celup Jari di Tinta
Sebelumnya Pemerintah Indonesia saat ini tengah memasuki Fase kedua pelaksanaan Imunisasi Measle Rubella (MR).
Penulis: Alfian | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Program Nasional Vaksinasi atau imunisasi Measle Rubella (MR) fase kedua resmi dimulai hari ini, Rabu (1/8/2018).
Pada fase kedua ini, pelaksanaannya berlangsung di luar Pulau Jawa (Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Papua, Maluku).
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah anak terbanyak di luar Jawa menyambut program ini secara antusias.
Di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Bantaeng misalnya, murid-murid begitu antusias dan tak merasa takut saat diimunisasi.
Sementara itu untuk mengidentifikasi murid yang sudah atau belum diimunisasi petugas kesehatan memberikan penanda khusus.
Bagi murid yang sudah diimunisasi diwajibkan mencelup jarinya ke tinta yang disiapkan layaknya pasca pencoblosan dalam Pemilu.
Sebelumnya Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, batal menghadiri kampanye perdana imunisasi Measles Rubella (MR) fase kedua yang rencananya akan berlangsung, Rabu (1/8/2018) besok.
Rencana awalnya JK bakal membuka secara resmi Imunisasi MR Fase kedua ini di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Makassar.
Meski demikian, acara Ceremoni tersebut dipastikan akan dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek yang diagendakan bakal hadir Pukul 12.00 Wita.
Sebelumnya Pemerintah Indonesia saat ini tengah memasuki Fase kedua pelaksanaan Imunisasi Measle Rubella (MR).
Fase pertama berlangsung pada Agustus-September 2017 dengan memfokuskan di wilayah Pulau Jawa.
Di Fase kedua yang rencananya akan dimulai pada Agustus-September 2018 ini akan berlangsung di wilayah luar pulau Jawa.
Plt Kepala Dinkes Sulsel, Bachtiar Baso mengatakan bahwa khusus di Sulsel terutama di Makassar akan difokuskan di sekolah-sekolah dan lembaga kesehatan.
"Imunisasi MR ini merupakan program Nasional dan dilaksanakan atas rekomendasi WHO dan ITAGI dengan menyasar anak usia 9 bulan hingga di bawah usia 15 tahun," ujarnya.