Wisata Outbond Kena Imbas Pelemahan Rupiah
Melemahnya rupiah terhadap dolar saat ini sangat dirasakan pelaku wisata.
Penulis: Nurul Adha Islamiah | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Nurul Adha Islamiah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diramalkan terus mengalami pelemahan, meskipun kemarin (29/6) menguat ke level terendahnya Rp 14.291.
Hal ini dinilai akan membawa pengaruh bagi industri wisata, khususnya warga Indonesia yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
Dikatakan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Sulsel, Didi L Manaba, hal tersebut tidak terlalu berdampak pada wisatawan yang akan masuk ke Indonesia.
"Tidak berpengaruh ke wisatawan yang akan ke Indonesia, namun jika kita bicara tentang wisatawan yang akan ke luar, ya bisa saja terjadi penurunan lantaran nilai tukar rupiah yang tinggi," kata Didi kepada Tribun Timur, Minggu (1/7/2018).
Baca: Ekonom Unhas: Kebijakan Intervensi Kurang Ampuh Tekan Laju Dolar
Pelaku usaha travel lainnya Andi Sophawati menuturkan, melemahnya rupiah terhadap dolar saat ini sangat dirasakan pelaku wisata, khususnya Outbond (perjalanan ke luar negeri).
"Imbas pelemahan rupiah ke segmen outbond. Karena pembayaran tiket pesawat, bus, hotel ke sejumlah vendor luar negeri menggunakan kurs dolar. Sedangkan harga yang travel harus cantumkan sesuai kebijakan Bank Indonesia harus rupiah," katanya.
Meski terpengaruh pelemahan rupiah, penurunan daya beli masyarakat tidak dirasakan pada segmen tertentu, pelemahan rupiah tidak berpengaruh.
"Walaupun kondisi ekonomi saat ini gonjang ganjing, peminat sektor pariwisata rata-rata keuangannya sudah stabil. Segmennya menengah ke atas," ujar Managing Director Dulang Wisata ini.
Baca: Ini Penyebab Nilai Tukar Rupiah Terus Tertekan
Ia menambahkan, peminat sektor pariwisata tetap dapat melakukan perjalanan wisata domestik (dalam negeri).
Yang kelas menengah ke atas ttp bisa melakukan perjalanan wisata domestik. Rating tertinggi yang diminati adalah Bali, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang. (*)