Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kreatif, Mahasiswa Peternakan Unhas Bikin Alat Pengidentifikasi Moncong Sapi

Aplikasi yang dinamai Cattle Identification Based on Muzzle dibuat sebagai inovasi pendukung program asuransi ternak.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Hasriyani Latif
zoom-inlihat foto Kreatif, Mahasiswa Peternakan Unhas Bikin Alat Pengidentifikasi Moncong Sapi
handover
Tiga mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dalam sebuah penelitian untuk membuat aplikasi pengidentifikasi sapi berbasis android.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tiga mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dalam sebuah penelitian untuk membuat aplikasi pengidentifikasi sapi berbasis android. Ketiga mahasiswa tersebut yakni Muh Mustakar Yusuf, Sahrul, dan Muh Rahmatullah.

Aplikasi yang dinamai Cattle Identification Based on Muzzle (CIBOM) dibuat sebagai inovasi pendukung program asuransi ternak pemerintah dalam pengidentifikasian dan pencatatan data ternak.

CIBOM apps akan mengidentifikasi ternak berdasarkan dari Muzzle (moncong) dan juga akan menyimpan data dari ternak yang telah diidentifikasi untuk pemrosesan selanjutnya.

Mustakar mengatakan, aplikasi yang mereka ciptakan diharapkan dapat mendukung kegiatan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) di Indonesia, yang dicanangkan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian pada 2017 lalu. AUTS sendiri merupakan bantuan pembayaran premi asuransi usaha ternak sapi pembibitan dan/atau pembiakan.

AUTS melindungi peternak dari kerugian usaha budidaya ternaknya karena akan mendapat dana ganti-rugi asuransi yang dapat digunakan sebagai modal dalam melanjutkan usahanya.

Salah satu persyaratan untuk dapat mengasuransikan ternak melalui Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu sapi memiliki penanda/identitas yang jelas.

Baca: Bangganya, Dokter Makassar Ini Diundang Khusus BJ Habibie Buka Puasa Bersama

Baca: Hebat! Tiga Mahasiswa Unhas Ciptakan Aplikasi Pendeteksi Batuan dan Mineral

“Beberapa metode yang umum digunakan oleh peternak untuk memberi tanda pada sapi adalah ear tag, cap bakar, kalung nomor atau label pergelangan kaki. Namun, beberapa metode tersebut masih memiliki kekurangan atau kesulitan dalam penggunaannya,” kata Mustakar, Minggu (1/7/2018).

Kekurangan pemberian tanda tersebut, menurutnya yaitu memerlukan banyak waktu dan tenaga kerja untuk melakukannya, serta dianggap menyakiti dan melukai ternak, sementara penggunaan label pergelangan sering tertutupi oleh kotoran sehingga sulit dibaca. Penggunaan kalung nomor pada sapi juga seringkali hilang, tidak dipasangkan pada leher ternak, bahkan rusak digigiti oleh sapi.

“Sebuah ide menarik untuk dicobakan yaitu berupa metode untuk identifikasi ternak dengan menggunakan alat scanner yang ditempelkan pada moncong sapi, dan secara otomatis pola garis pada moncong sapi dapat terbaca pada layar monitor,” jelasnya.

Dikatakan, jika dianalogikan pada manusia, moncong sapi merupakan sidik jari yang memiliki sturuktur bentuk, alur, dan pola yang unik dan berbeda-beda. Ia menyebut, pada tahun 1971 telah dilakukan penelitian yang melihat bahwa moncong sapi memiliki bentuk dan pola yang unik.

“Pola moncong atau cetakan hidung yang berkorelasi dengan sidik jari manusia telah dianggap sebagai penanda biometrik untuk ternak. Pada moncong sapi terdapat bead yang dikenal sebagai daerah yang tidak beraturan yang terlihat seperti sebuah pulau dan punggungannya memanjang,” jelasnya.

Butuh waktu tiga bulan untuk menyelesaikan aplikasi ini. Ketiganya merancang aplikasi ini di Laboratorium Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar dengan bantuan dosen pembimbing dan mengujinya pada Dusun Botto-botto, Desa Lompo Tenggah, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Sulsel.

“Kegiatan ini membutuhkan bantuan salah satu kelompok tani ternak di daerah tersebut yaitu Kelompok Tani Ternak Sippurennu,” ungkapnya.

Mereka pun berharap, penelitian yang merupakan hasil PKM di kampusnya ini, dapat mendukung kegiatan AUTS di Indonesia dan menjadi satu langkah penting dalam mendukung terciptanya swasembada daging nasional.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved