Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kemendikbud Serahkan Sertifikat Phinisi sebagai Warisan UNESCO ke Wabup Bulukumba

Sertifikat yang sama juga diserahkan kepada Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang diwakili Kadis Kebudayaan Pariwisata Sulsel

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Anita Kusuma Wardana
FIRKI
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid telah menyerahkan Sertifikat Pinisi The Art Of Boatbuilding Sebagai Warisan Budaya Takbenda Unesco kepada Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto. 

Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi

TRIBUNBULUKUMBA.COM, BONTOBAHARI - Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid telah menyerahkan Sertifikat Pinisi The Art Of Boatbuilding Sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO kepada Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto.

Sertifikat yang sama juga diserahkan kepada Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang diwakili Kadis Kebudayaan Pariwisata Sulsel, Musaffar Syah.

Penyerahan sertifikat tersebut belangsung di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bontobahari di Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba, Sulsel, Selasa (29/3/2018) malam.

perahu phinisi ramaikan pembukaan Makassar Internasional Eight Festival dan Forum Makassar di Anjungan Pantai Losari, Kamis (8/9/2016) oleh
perahu phinisi ramaikan pembukaan Makassar Internasional Eight Festival dan Forum Makassar di Anjungan Pantai Losari, Kamis (8/9/2016) oleh (TRIBUN TIMUR/OCHA ALIM)

Penyerahan tersebut disaksikan oleh ratusan warga Bulukumba yang berdatangan mulai dari sore hingga proses penyerahan sertifikat berlangsung menjelang pukul 23.00 Wita.

Dalam sambutannya, Tomy Satria menyebutkan, dengan pengakuan dunia tersebut, membuat keahlian turun temurun tidak diragukan lagi dan menjadikan Pinisi menjadi kebanggaan.

"Bukan cuman untuk Bulukumba dan Sulsel, tapi Indonesia pada umumnya," ujar wabup berkacamata itu.

Tomy juga menyampaikan, bahwa dalam waktu dekat, pihaknya bakal membuat museum Pinisi di Bulukumba.

Setelah melakukan penyerahan, Hilmar  Farid menceritakan, mengapa Pinisi dihargai dan sangat penting di mata dunia.

Menurut Farid, membuat kapal Pinisi sangatlah berbeda dengan pembuatan kapal pada umumnya.

"Di barat, orang buat kapal pakai meter, pakai komputer, hitungan matematik dan sekolah tinggi, itupun dia buat rangkanya dulu," ujar Hilmar.

Kalau di Bulukumba, lanjut Hilmar, orang turun temurun buat perahu mulai dari bungkus kemudian rangka, tanpa buku, tanpa macam-macam hitungan dan komputer.

"Itulah yang menjadi kekaguman bagi dunia," tambahnya disambut tepuk tangan.

Ia beraharap dengan ditetapkannya Pinisi tersebut, dapat menjadi motivasi untuk para pengrajin dan generasi muda untuk menjaga dan terus melestarikan warisan leluhur itu. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved