opini
Pendidikan yang Berkarakter
Kekerasan yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tentu saja mengundang sejuta tanda tanya tentang sejauh mana pengelolaan sistem pendidikan kita.
Arifuddin Saeni
Alumni Biologi '85 IKIP Ujungpandang kini ASN Pemkab Gowa
SESUNGGUHNYA kita telah mengalami "kegagalan" dalam membangun dunia pendidikan kita. Persoalan yang seakan tidak ada habisnya, semakin menempatkan kualitas kita pada titik nadir.
Ada keinginan yang cukup besar dari Presiden Joko Widodo betapa pentingnya pendidikan karakter dalam rangka membangun bangsa yang berwatak Pancasila, dengan berkaca pada banyak peristiwa yang terjadi dalam dunia pendidikan kita.
Paling anyar yang disinggung orang nomor satu di Indonesia ini, kasus tewasnya guru kesenian SMAN 1 Torjun Sampang Jawa Timur, akibat penganiayaan salah seorang siswanya.
Belum lagi kasus penganiayaan yang dilakukan orang tua siswa kepada Kepala Sekolah SMPN 4 Lola Sulawesi Utara, Astri Tampi, (13/2), hanya karena menegur siswanya yang nakal.
Kekerasan yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tentu saja mengundang sejuta tanda tanya tentang sejauh mana pengelolaan sistem pendidikan kita, bagaimana hubungan antara siswa, orang tua siswa, lingkungan dan pihak sekolah.
Baca: Adnan IYL Ingin Jadikan Gowa Contoh Penerapan Pilkada Damai
Mungkin karena kita abai dengan hubungan-hubungan tersebut, mengakibatkan kekerasan seakan-akan tak pernah ada habisnya.
Kendati ada keinginan yang cukup besar dari Bapak Joko Widodo, tapi bukan berarti tidak akan menghadapi hadangan yang cukup besar.
Hadangan itu bukan datang dari internal pengelola pada setiap jenjang pendidikan, tapi yang lebih besar justru dari pihak eksternal.
Bagaimana lingkungan mampu memengaruhi perilaku dan psikologis anak didik, ditambah dengan sikap apatis orang tua siswa terhadap pembelajaran anak-anak mereka di sekolah.
Hadangan dari persoalan ini, sering kita melihat kalau sekolah berada dalam kesendirian menghadapi dan memecahkan masalahnya sendiri.
Beban yang cukup berat ini membuat mereka lelah, sehingga sering cuek dengan apa yang muncul di sekolah.
Dalam kesendirian sekolah berusaha survive dengan penegakan disiplin---yang kemudian diterjemahkan oleh pihak lain yang sebagai kekerasan fisik dan fsikologis.
Baca: Berhasil Ciptakan Racun Serangga, Mahasiswa Asal Gowa ini Raih Juara di Malang