Luruskan Sejarah, Begini Cerita Bekas Pasukan Qahhar Mudzakkar Tumpas PKI di Belopa Luwu
Labbase menumpas PKI bersama Panglima Qahhar melalui Gerakan Gerilya Sulawesi Selatan (GGSS) di tahun 1950 hingga 1960.
Penulis: Desy Arsyad | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunLuwu.com, Desy Arsyad
TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Haji Labbase (94) merupakan satu dari sekian banyak pejuang di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang masih menjadi saksi hidup sejarah perjuangan melawan kolonial dan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Labbase juga merupakan pendiri pesantren Attibyan di Jl Andi Benni, Desa Senga Selatan, Kecamatan Belopa, Luwu, Sulawesi Selatan.
Semasa perjuangan, Labbase bergabung bersama pasukan Qahhar Mudzakkar yang dikenalnya sebagai Sang Panglima dalam menumpas PKI di Sulsel.
"Di jaman saya sama Pak Qahhar Mudzakkar, gerakan PKI itu tidak ada ampun, kami buatkan kampung di bawah tanah (kubur), itu istilahnya Qahhar Mudzakkar," kata Labbase, Sabtu (30/9/2017).
Baca: Bikin Nangis, Tonton Video Asli Evakuasi Jenazah Jenderal Korban G30S/PKI di Lubang Buaya
Labbase menumpas PKI bersama Panglima Qahhar melalui Gerakan Gerilya Sulawesi Selatan (GGSS) di tahun 1950 hingga 1960.
"Kami lakukan penumpasan PKI mulai dari tahun 1950 sampai 1960-an. Qahhar itu paling keras dengan PKI, seadainya PKI masih ada, saya pribadi yang akan bunuh," ucap kakek yang jarang senyum itu.
Semasa berjuang bersama Qahhar, Labbase diberi jabatan sebagai Pasukan Pengawal Panglima Perang (P4) atau Pasukan Khusus Qahhar.
Saat diberi amanah sebagai pasukan khusus, dia tidak memberi kesempatan pada gerakan PKI untuk berbuat atau berkembang di Sulsel.
"PKI pada saat itu tidak kami beri kesempatan. Semua tempat pengkaderan PKI itu dihancurkan mulai dari Malili, Luwu Timur," ujarnya.
Baca: G30S/PKI -Ketika Malam Itu Jenderal Diculik dan Dibunuh, Soekarno dan Istri Ke-5 Malah Asyik Begini
Di Luwu Raya, kata Labbase, hingga saat ini masih ada PKI yang hidup. Bahkan seorang dari mereka kini menjadi sahabatnya.
Sebagai saksi hidup, Labbase mendukung instruksi Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantiyo untuk melakukan pemutaran film G30S/PKI yang digalakkan secara nasional.
Dia menjelaskan Gerakan Grilya Sulawesi Selatan (GGSS) merupakan gerakan yang lahir pasca kemerdekaan Indonesia, yang dipimpin oleh Qahhar Mudzakkar.
Tujuan dari gerakan iiyu memperjuangkan agar para pejuang di Sulsel diakui oleh negara untuk diberi status sebagai TNI.
"Gerakan Gerilya Sulawesi Selatan ini bukan gerakan pemberontak, kami hanya minta ke negara untuk diberi status sebagai TNI, tapi lebih dulu kami dicap sebagai pemberontak oleh pemerintah. Sejarah ini harus diluruskan," tutur Labbase.(*)