Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemkab Takalar

BMKG: Potensi Gempa di Takalar Rendah, Tapi Bisa Terdampak Tsunami dari Flores

BMKG sebut potensi gempa di Takalar rendah, tapi bisa terdampak tsunami dari Laut Flores.

Penulis: Makmur | Editor: Sukmawati Ibrahim
Makmur Tribun Timur
BMKG - Kepala Stasiun BMKG Kelas II Gowa, Rosa Amelia, saat diwawancarai usai Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami di Desa Sawakung Beba, Galesong Utara, Selasa (7/10/2025). Takalar bisa terdampak gempa dari sesar Walannae Bone dan Laut Flores.  

TRIBUN-TAKALAR.COM, TAKALAR – Kepala Stasiun BMKG Kelas II Gowa, Rosa Amelia, menyebut potensi gempa bumi di wilayah Takalar tergolong rendah.

Hal ini disampaikan usai kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami di Desa Sawakung Beba, Kecamatan Galesong Utara, Selasa (7/10/2025).

Menurut Rosa, penilaian tersebut berdasarkan perhitungan seismisitas atau pemetaan potensi gempa dari kondisi lapisan tanah.

“Seismisitas di Takalar sebenarnya kecil,” ujarnya.

Meski begitu, ia mengingatkan Takalar tetap bisa terdampak gempa dari daerah lain, seperti sesar Walannae di Bone dan sesar di Laut Flores.

“Jika terjadi gempa signifikan di wilayah Flores, berdasarkan pemodelan BMKG, kawasan Sawakung Beba (Galesong) bisa terdampak tsunami dengan ketinggian sekitar satu meter,” jelas Rosa.

Tsunami diperkirakan mencapai daratan dalam waktu sekitar 90 menit.

“Itu waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi, sehingga masyarakat perlu dibekali apa saja yang harus diketahui untuk evakuasi,” tambahnya.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Geofisika Kelas II Gowa menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami di Desa Sawakung Beba.

Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat pesisir Galesong terkait kesadaran dan antisipasi bencana.

“Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami,” jelas Rosa.

Tiga materi disampaikan kepada peserta, meliputi potensi gempa bumi, produk informasi gempa, dan kesiapsiagaan menghadapi gempa.

Materi potensi gempa menjelaskan penyebab, dampak, dan istilah seperti magnitudo, seismisitas, dan MMI.

Materi produk informasi gempa menjelaskan kanal informasi BMKG dan cara menangkal hoaks kebencanaan.

Materi kesiapsiagaan berisi langkah saat bencana, seperti melindungi kepala dan leher dari reruntuhan, mencari tempat berlindung, dan menghindari jendela kaca.

Simulasi juga dilakukan untuk menghadapi gempa dan potensi tsunami.

Sebanyak 25 tokoh masyarakat dari berbagai desa di Galesong Raya menjadi peserta.

Sukri, peserta dari Desa Bontomangape, mengatakan mendapat banyak pemahaman baru.

“Sekarang sudah tidak takut-takut lagi. Kami juga diajarkan soal langkah-langkah evakuasi saat terjadi bencana,” katanya.

Kepala BPBD Takalar, Nuriksan Nurdin, mengapresiasi kegiatan ini.

“Kesadaran dan kewaspadaan perlu terus kita tingkatkan. Pemerintah kabupaten juga fokus pada hal itu, bagaimana menumbuhkan kewaspadaan di tengah masyarakat,” ucapnya.

Anggota Komisi V DPR RI, Hamka B Kady, turut hadir dan mendukung kegiatan edukasi kebencanaan.

Ia mendorong kegiatan serupa dilaksanakan di daerah lain.

“Kegiatan ini rutin, dan selalu kami anjurkan kepada BMKG untuk lakukan. Karena kegiatan ini mengajarkan kesiapan kepada masyarakat saat terjadi bencana,” ujarnya. (*)

 


Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved