Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cegah Stunting, Pemkab Takalar Bangun Dapur Sehat di 61 Desa dan Kelurahan

‎Gerakan ini menjadi strategi kolaboratif dalam mendampingi keluarga berisiko stunting, dengan pendekatan berbasis wilayah di Takalar.

Penulis: Makmur | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Makmur
CEGAH STUNTING - Kepala Dinas BKKBPPPA Takalar Marwan Taba ditemui di ruangannya, Jumat (3/9/2025). Pemerintah Kabupaten Takalar menggalakkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, libatkan pimpinan daerah hingga pimpinan organisasi keagamaan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Pemerintah Kabupaten Takalar terus menggalakkan upaya penurunan angka stunting melalui program “Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting”.

‎Program ini melibatkan berbagai elemen penting, dari pimpinan daerah, pimpinan OPD, camat, kepala sekolah, pihak swasta, hingga organisasi keagamaan.

‎Gerakan ini menjadi strategi kolaboratif dalam mendampingi keluarga berisiko stunting, dengan pendekatan berbasis wilayah dan peran aktif tokoh masyarakat.

‎Mereka yang terlibat diberi peran sebagai "orang tua asuh" bagi anak, ibu hamil, dan keluarga yang berisiko stunting.

‎“Bapak bupati, wakil bupati, kapolres, dandim, kami jajaran kepala OPD, camat, kepala sekolah, pimpinan organisasi keagamaan menjadi orang tua asuh di wilayah masing-masing,” ungkap Kepala Dinas BKKBPPA Takalar, Marwan Taba.

‎Orang tua asuh tersebut memiliki tanggung jawab memberikan bantuan nutrisi, edukasi pola asuh, dan pendampingan langsung kepada keluarga yang membutuhkan.

Baca juga: Bupati Takalar Firdaus Daeng Manye Akhiri Era Penunjukan Langsung Kepala Sekolah

‎Fokusnya adalah pada ibu hamil, anak-anak balita, serta remaja putri.

‎Marwan menjelaskan, para orang tua asuh dapat menginisiasi pertemuan kelompok bersama para orang tua, atau bahkan terjun langsung ke rumah-rumah warga untuk memberikan pemahaman dan bantuan.

‎“Intervensi ini penting agar pola asuh anak diperbaiki dari rumah. Kunjungan langsung juga membangun kepercayaan antara warga dan para pendamping,” ujarnya.

‎Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa angka stunting di Kabupaten Takalar mengalami penurunan signifikan dalam dua tahun terakhir. Pada 2023, angka stunting tercatat sebesar 35,4 persen. Namun pada 2024, turun menjadi 24 persen.

‎“Terjadi penurunan sebesar 11,4 persen. Ini capaian yang menggembirakan, tapi belum boleh membuat kita lengah,” kata Marwan.

‎Selain gerakan orang tua asuh, Dinas BKKBPPPA juga menggalakkan program Dapur Sehat yang tersebar di 61 desa dan kelurahan.

‎“Kami memberi pemahaman dan bantuan makanan bergizi kepada keluarga sasaran,” jelas Marwan.

‎Mrwan berharap dengan kolaborasi dari berbagai pihak dan keterlibatan masyarakat secara langsung, angka stunting di Takalar dapat terus ditekan setiap tahunnya.

‎“Tren penurunan ini harus terus dijaga. Kami optimis, dengan gerakan bersama ini, Takalar bisa terus menekan angka stunting,” kata Marwan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved