Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemkab Takalar

Bupati Takalar Dorong Digitalisasi Retribusi Wisata, Pendapatan Pantai Tanggul Topejawa Meningkat

Bupati Takalar dorong digitalisasi retribusi wisata. Pendapatan Pantai Tanggul meningkat lewat QRIS dan monitoring rutin tiap Minggu.

Penulis: Makmur | Editor: Sukmawati Ibrahim
Makmur Tribun Timur
PANTAI TANGGUL -  Petugas penarik retribusi Wisata Pantai Tanggul, Desa Topejawa, Kecamatan Mangngarabombang, Minggu (14/9/2025). Pendapatan retribusi meningkat selama Juni–Agustus. 

TRIBUN-TAKALAR.COM, TAKALARBupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye, mendorong digitalisasi retribusi sebagai bagian dari program unggulan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Salah satu implementasinya terlihat di objek wisata Pantai Tanggul, Desa Topejawa, Kecamatan Mangngarabombang.

Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Takalar kini mengintensifkan penarikan retribusi dengan metode pembayaran QRIS.

Petugas lapangan juga mengenakan rompi khusus.

Retribusi masuk motor Rp5 ribu, mobil Rp10 ribu.

“Alhamdulillah meningkat jauh pendapatannya selama Juni,” ucap Kepala Dinas Pariwisata, Hadriani Hanafie, Minggu (14/9/2025).

Pendapatan retribusi rata-rata Rp4 juta per bulan selama Juni–Agustus, naik signifikan dibanding sebelumnya yang hanya Rp1 juta.

Baca juga: Pemkab Takalar Prioritaskan Perbaikan Jalan Rusak di Desa Punaga

“Pihak kami melakukan monitoring setiap hari Minggu. Kami terus berinovasi mengembangkan wisata Takalar. Masih banyak potensi yang bisa dimaksimalkan, dan muaranya untuk meningkatkan PAD,” tambah Hadriani.

Program peningkatan PAD merupakan satu dari tujuh program unggulan Bupati Daeng Manye.

Dalam podcast YouTube Tribun-Timur.com, tayang Selasa (2/9/2025), Daeng Manye menyebut PAD Takalar masih sangat mungkin ditingkatkan.

“Ukurannya apa, terjadi growth, peningkatan, lima tahun lalu dengan lima tahun ke depan ini,” katanya.

PAD terbagi atas dua: pajak dan retribusi.

Terkait pajak, Daeng Manye menekankan pentingnya pemetaan jenis dan optimalisasi penerimaan.

“Contoh, Pajak Bumi Bangunan. Banyak pajak bumi tapi bangunannya belum tertagih. Harusnya kan tanah dan bangunan,” katanya.

Ia menegaskan optimalisasi bukan dengan menaikkan beban pajak.

“Tanpa menaikkan pajaknya, kita hanya inventarisasi, bekerja sama dengan BPN,” ucapnya.

Pajak lain yang perlu dioptimalkan termasuk pajak reklame.

Untuk retribusi, Daeng Manye menyebut perlunya melihat data penerimaan dari tiap sumber, seperti parkir, pasar, restoran, dan pariwisata.

Penerimaan retribusi dikelola oleh OPD terkait, seperti Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan, Dinas Pariwisata, Bapenda, dan Dinas Koperasi dan UKM.

Ia yakin digitalisasi akan meningkatkan pendapatan retribusi.

“Contohnya parkir. Beberapa titik di Takalar, berapa pendapatannya? Kita bisa lihat. Bagaimana model pemungutannya, masih manual?” katanya.

Dengan digitalisasi, pendapatan retribusi akan lebih baik. (*)
 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved