Mobil Listrik Mulai Rebut Pasar Konvensional

Resale value sendiri merujuk pada harga yang dapat diperoleh kembali dari mobil setelah digunakan. 

Oleh karena itu, menurutnya, edukasi dan pemahaman publik menjadi kunci untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik. 

Sudarmadji juga menyoroti munculnya pemain baru di segmen transportasi masif.

Ia menilai persaingan mobil listrik ini justru akan menguntungkan konsumen. 

“Semakin banyak pilihan, masyarakat semakin teredukasi. MG saat ini memang belum masuk ke segmen transportasi masif, tapi kami percaya pasar retail tetap potensial,” kata Sudarmadji.

Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, MG menawarkan berbagai keunggulan.

Mulai statusnya sebagai produk global yang telah diterima di 90 negara, hingga layanan purna jual yang menyeluruh. 

“After sales kami terjamin oleh ATPM, dengan sistem controlling online ke seluruh bengkel resmi,” tambah Sudarmadji.

Tantangan Penjualan

Branch Manager Galesong Hyundai Pettarani, Citra Randang menyebut, penjualan mobil listrik di Indonesia tumbuh pesat.

Dari sekitar 10 ribuan unit tahun 2022 menjadi 17 ribu tahun 2023.

Untuk Hyundai, mobil listrik masih berfokus pada kelas menengah ke atas.

Citra menilai persaingan mobil listrik di Makassar cukup ketat, terutama pada merek yang menawarkan harga lebih murah.

“Ada tekanan pada model yang lebih murah dari kompetitor,” sebut Citra.

Kendati demikian, pihaknya optimis mobil listrik semakin digemari di Makassar.

Citra mengatakan, Hyundai senantiasa memberikan layanan terbaik, termasuk aftersales.

Hyundai menyiapkan layanan call center 24 jam, hingga ketersediaan suku cabang 24 jam.

“Khusus di Pettarani fasilitas 3S sudah lengkap, sales, service dan, sparepart,” kata Citra.(*)