Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Alarm Keras Kasus HIV/AIDS di Sulsel

Kasus HIV/AIDS di Sulsel capai 1.214 dalam 8 bulan, mayoritas tertular lewat hubungan sesama jenis.

dr airah/tribun
PENULIS OPINI - dr Airah Amir. Ia mengirimkan fotonya ke tribun-timur.com untuk melengkapi opininya berjudul Alarm Keras Kasus HIV/AIDS di Sulsel. dr Aairah adalah Dokter dan Pemerhati Kesehatan Masyarakat.  

Sehingga kian meresahkan sebab meningkatnya pergaulan bebas merupakan faktor risiko utama penularan yaitu melalui kontak seksual pada hubungan berbeda jenis maupun sesama jenis.

Kondisi pergaulan bebas pada remaja di berbagai daerah di Indonesia meningkatkan risiko penularan termasuk perilaku berganti-ganti pasangan. 

Juga orang dengan penyakit infeksi menular seksual lainnya seperti herpes, sifilis, dan gonore juga berisiko terinfeksi HIV tersebab oleh adanya luka terbuka pada daerah kelamin.

Melihat angka ini, jelas penyebab utamanya adalah perilaku seksual menyimpang yang seolah telah menjadi pilihan hidup. Terlihat bahwa pilihan hidup ini ada komunitasmya, ada eventnya dan ada tempat “nongkrongnya.

Fakta ekonominya jelas dilematis sebab obat ARV yang diberikan secara gratis seumur hidup bagi pasien telah menjadi beban bagi negara.

Lalu adakah solusi yang ditawarkan? Tak jauh dari kata sosialisasi dan beri ruang aman. Tentu saja pragmatis, hanya menyentuh kulit luar. 

Tapi Islam melihat lain, kasus ini tak sekadar urusan virus tapi ada pada akar moral. 

Akar masalah inilah yang seharusnya memantik nalar kritis kita bahwa kasus HIV/AIDS terkait dengan banyak hal lain di luar faktor medis.

Diantara sebab penularannya pun berawal dari aktivitas negatif seperti berganta-ganti pasangan seksual, hubungan seksual sejenis dan pemakaian jarum suntik narkoba secara bergantian.

Dalam pandangan Islam, hubungan sesama jenis itu haram. 

Bukan sekadar dilarang, tapi dosa besar. Karena ia tak hanya merusak kesehatan, lebih dari itu adalah merusak fitrah manusia dan juga merusak generasi.

Solusi syariah jelas: pencegahan dimulai dari keluarga yaitu pendidikan akhlak sejak kecil. Lingkungan yang mengawasi, bukan membiarkan. Negara juga tegas, bukan permisif.

Islam tidak sibuk bagi-bagi alat pengaman. 

Islam tidak menunggu pasien antri di rumah sakit. Islam memotong akar penyimpangan. 

Dengan pendidikan, dengan aturan dan dengan hukum.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved