Opini
MBG Mendesak Dievaluasi
Sejumlah kejadian luar biasa (KLB) keracunan massal yang menimpa ribuan siswa di berbagai daerah tidak bisa dipandang sepele.
Nyawa manusia tidak bisa ditimbang dengan kalkulasi proyek.
Setiap kejadian keracunan massal adalah tragedi, bukan sekadar insiden kecil.
Selain lemahnya pengawasan, potensi korupsi dalam pengadaan bahan pangan juga patut dicurigai.
Jika program sebesar MBG dikendalikan intrik dan manipulasi, “gizi” hanya menjadi slogan, sementara yang tersaji bisa jadi makanan murah, tidak layak, bahkan beracun.
Karena itu, pengawasan berlapis oleh pemerintah, sekolah, dan orang tua harus dilakukan dengan standar keamanan pangan tingkat siaga satu.
Bangun Narasi yang Seimbang
Sayangnya, narasi risiko sering tenggelam dalam euforia kata “gratis”.
Mengkritisi sisi lemah MBG bukan berarti menolak program, tetapi justru mengembalikannya ke misi sucinya: mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemerintah perlu lebih transparan, akuntabel, serta tegas terhadap oknum yang mengabaikan keselamatan anak-anak.
Keseimbangan narasi sangat penting.
Impian besar mencerdaskan bangsa melalui MBG harus diiringi keseriusan merespon fakta tragis di lapangan.
Jangan sampai kelemahan klasik bangsa ini terulang: baru bergerak serius setelah nyawa melayang.
Libatkan Masyarakat
Karena dibiayai dana publik, pengawasan MBG tidak boleh hanya urusan pemerintah.
Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam memberi kritik dan masukan, yang seharusnya dipandang sebagai upaya memperbaiki, bukan menghambat.
Jika terbukti bermanfaat, program MBG harus diperkuat.
Namun bila justru berpotensi mengancam nyawa, harus segera dikendalikan atau bahkan dihentikan.
Evaluasi menyeluruh oleh tim independen adalah langkah mendesak untuk memastikan MBG benar-benar membawa manfaat, bukan malapetaka, bagi anak-anak Indonesia. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.