Opini
Gol Komunikasi Nonverbal Savio!
Pertama, mampukah PSM mengalahkan “Macan Kemayoran” yang bertebaran bintang pemain tim nasional?
PSM pun mengilhami ‘bola itu bundar”. “Eja to mpi na doang”. Nanti pun merah baru dikatakan udang! Ini filosofi tradisional dan konvensional yang dikenal dalam tim klasik PSM.
Skuad tim saat belum dikenal adanya legiun asing. Tetapi berarti filosofi ini haram atau makruh ditularkan ke skuad PSM masa kini.
Dalam pertandingan itu, kebuntuan PSM vs Persija itu akhirnya datang. Pada menit ke-55, terjadi “free kick” di tepi luar kotak terlarang Persija.
Pelanggaran ini nyaris menjadi tendangan penalti sebenarnya jika wasit Yudi Nurcahya tidak ingat “fair play”. Juga takut -- “dihujat” -- “video assistant referee” (VAR).
Saya yang menonton melalui layar kaca, sempat berolah pikir. Menganalisis total, siapa yang akan mengeksekusi bola mati ini. Bagaimana sang eksekutor menyiasati pagar betis ketat pemain tim lawan menghadapi tendangan bola mati ini.
Komentator TV sudah menyebut nama Yuran Fernandes yang dikenal piawai dengan tendangan keras dan bola atasnya yang terukur akan menjadi eksekutor.
Beberapa saat terjadi gejolak di benak saya. Bagaimana bola kiriman petendang PSM bisa menerobos pagar betis pemain “Macan Kemayoran” yang super ketat itu?.
Bahkan menutup seluruh celah menyelinapnya bola hingga menuju dan mengamankan jala Carlos Eduardo. Banyak orang mungkin akan menunggu saja. Tetapi otak saya bekerja.
Di balik kegaduhan berpikir itu, saya menangkap komunikasi nonverbal di kalangan pemain PSM.
Pertama, komunikasi bahasa tubuh antara petendang yang ternyata kemudian dipercayakan kepada Savio Roberto dengan Abu Razard Kamara yang berdiri di dekat si kulit bundar.
Keduanya mengirim kebingungan kepada para pemain Persija. Sebuah pertanyaan! Siapa di antara keduanya yang menjadi petendang bola mati ini?
Mereka berpikir, posisi bola dengan sosok yang akan menjadi petendang akan memberi dugaan ke arah mana bola akan dikelebatkan.
Analisis saya, jika Kamara yang akan mengeksekusi dengan posisinya membentuk sudut antara bola dengan gawang dan tempat berdiri, dia akan melakukan “banana kick” (tendangan pisang), seperti yang diperkenalkan David Beckham dalam era sepak bola modern.
Itu berarti dia akan menggunakan bagian dalam kakinya dan bola akan naik melewati kepala pemain pagar betis dan melengkung.
Hasilnya, dengan posisi dia berdiri, bola akan melengkung mengincar pojok gawang, di sebelah kanan kiper.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.