Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

1.500 Peserta GIJC25 Jalani Pemeriksaan Layaknya Bandara

Konferensi jurnalis investigasi dunia di Kuala Lumpur dijaga super ketat. Pemeriksaan layaknya bandara.

|
Penulis: Rasni | Editor: Sukmawati Ibrahim
Rasni/Tribun Timur
GLOBAL INVESTIGATIVE - Petugas berbaju hitam memeriksa peserta Global Investigative Journalist Conference 2025 (GIJC25) di KLCC Convention Centre, Kuala Lumpur, Malaysia. Pemeriksaan dilakukan dengan metal detector dan tas wajib dibuka. Konferensi internasional ini dihadiri 1.500 peserta dari 100 negara, berlangsung 20-24 November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Global Investigative Journalist Conference 2025 (GIJC25) di KLCC Convention Centre, Kuala Lumpur, dijaga ketat. Konferensi 20-24 November 2025 ini dihadiri 1.500 peserta dari 100 negara. 
  • Pengamanan dilakukan dengan pemeriksaan metal detector, tas wajib dibuka, hingga penjagaan di setiap pintu ruangan. Delegasi memilih menjaga privasi tanpa media sosial demi keamanan.
 

 

TRIBUN-TIMUR.COM – Global Investigative Journalist Conference 2025 (GIJC25) dijaga ketat tim pengamanan KLCC Convention Centre, Kuala Lumpur, Malaysia.

Wajar. Konferensi berlangsung 20-24 November 2025 ini dihadiri 1.500 peserta dari 100 negara. 

Mereka peneliti, jurnalis data, jurnalis investigasi dan akademisi yang kerap bersinggungan dengan penguasa. 

Penyelenggara ‘booking’ tiga dari empat lantai KLCC. 

Terdiri atas 40 lebih meeting hall Termasuk diantaranya teater. 

Petugas pengamanan berbaju hitam memeriksa semua peserta satu per satu menggunakan metal detector. 

Ya, pemeriksaan laiknya sebelum naik pesawat.

Levelnya lebih tinggi. 

Seluruh peserta diwajibkan membuka tas untuk diperiksa detail.  

Peserta harus kembali diperiksa peserta sempat keluar dari area konferensi.

Dua hari pelaksanaan konferensi, peserta tampaknya sudah terbiasa dengan rutinitas itu. 

Tidak cukup sampai di situ, pegawai juga stand by di setiap pintu-pintu ruangan konferensi. 

Saya teringat pernyataan sejumlah delegasi. 

Rata-rata mengaku tidak punya media sosial untuk update kehidupan sehari-hari. 

Semua untuk menjaga privasi mereka agar tidak jadi korban teror atau intimidasi. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved