Deretan Fakta Rizki Kiper Muda Indonesia Korban TPPO Kamboja, Kapolda Jateng Turun Tangan
Kapolda Jabar meminta masyarakat tidak ragu melapor meski belum punya bukti kuat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Deretan fakta Rizki Nur Fadhilah (18) kiper muda Indonesia korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja.
Kasus menimpa remaja Dayeuhkolot itu menyita perhatian Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan.
Rudi Setiawan meminta warga berani melapor meski hanya secara lisan.
Berikut 10 fakta lengkap kasus kiper muda Rizki Nur Fadhilah dijual ke Kamboja :
1. Kapolda Jabar tegaskan laporan TPPO bisa disampaikan secara lisan
Kapolda Jabar meminta masyarakat tidak ragu melapor meski belum punya bukti kuat.
“Kalau ada dugaan TPPO, jangan tunggu bukti lengkap dulu. Sampaikan saja, lisan pun cukup. Yang penting informasi awal masuk, biar kami bisa bergerak cepat,” kata Irjen Rudi Setiawan.
Ia juga menekankan pentingnya keberanian warga.
“Tidak perlu takut atau merasa harus formal. Polri berkewajiban menerima setiap informasi dari masyarakat,” tegasnya.
2. Disampaikan dalam konferensi pers di Mapolda Jabar
Pernyataan tersebut disampaikan Kapolda saat konferensi pers pada Selasa (18/11/2025) yang dikutip dari Tribun Jabar.
Saat itu, ia menjelaskan bahwa penyelamatan korban TPPO tidak boleh terlambat.
“Kasus-kasus seperti ini sensitif waktu. Semakin cepat kami dapat informasi, semakin besar peluang korban bisa diamankan,” jelasnya.
3. Korban bernama Rizki Nur Fadhilah, kiper muda yang kini berada di Kamboja
Rizki, seorang kiper berusia 18 tahun, diduga telah dibawa ke Kamboja oleh jaringan TPPO.
Kepolisian kini bekerja sama dengan pihak terkait untuk memverifikasi lokasi dan kondisi Rizki.
Kapolda menambahkan:
“Kami sudah berkoordinasi lintas instansi. Kami pastikan setiap langkah dilakukan agar korban bisa segera dipulangkan.”
4. Rizki tertipu lowongan seleksi sepak bola yang beredar di Facebook
Rizki awalnya tertarik mengikuti seleksi sepak bola yang disebut-sebut membuka peluang bergabung dengan PSMS Medan.
Tawaran itu muncul dari akun Facebook yang mengaku sebagai penyelenggara seleksi resmi.
Kapolda mengingatkan:
“Modus lowongan kerja palsu ini sering dipakai. Masyarakat harus waspada, apalagi jika diburu-buru atau tidak jelas asal-usulnya.”
5. Pelaku mengaku manajer klub dan membawa nama SSB palsu
Pelaku menggunakan nama SSB Sparta FC Medan untuk membuat promosi terlihat meyakinkan, padahal SSB tersebut tidak memiliki rekam jejak resmi.
“Sindikat ini pintar memainkan psikologi korban, terutama anak muda yang punya impian besar,” ujar Kapolda.
6. Kasus mencuat setelah nenek korban unggah permintaan tolong
Nenek Rizki, Imas Siti Rohanah (52), meminta bantuan melalui media sosial, membuat kasus ini viral.
Kapolda merespons cepat setelah unggahan tersebut tersebar luas.
“Kami langsung menindaklanjuti begitu laporan dari keluarga masuk. Tidak ada laporan yang kami abaikan,” ucapnya.
7. Rizki dikenal sebagai kiper berbakat, pernah berlatih di Diklat Persib
Riwayat Rizki yang pernah berlatih di Diklat Persib membuatnya mudah menerima tawaran trial. Ia memang tengah mencari peluang untuk meningkatkan karier sepak bolanya.
Kapolda menyatakan simpati:
“Korban adalah anak-anak yang punya mimpi. Justru itu yang dimanfaatkan pelaku. Ini yang harus kita cegah.”
8. Keluarga menyebut Rizki anak penurut dan rajin membantu
Rizki dikenal sebagai remaja yang aktif dan sering membantu keluarga berjualan cokelat. Hal ini membuat keluarganya sangat terpukul setelah mengetahui ia berada di Kamboja.
Kapolda kembali mengimbau:
“Tolong awasi anak-anak kita, terutama jika ada tawaran kerja atau seleksi yang tidak jelas sumbernya.”
9. SSB tempat Rizki berlatih tidak tahu kepergiannya
SSB tempat Rizki berlatih mengaku tidak mengetahui keberangkatannya ke Medan. Hal ini menunjukkan pelaku sengaja memutus rantai komunikasi.
Kapolda mengatakan, “Sindikat TPPO biasanya bergerak cepat dan tertutup. Karena itu laporan sekecil apa pun dari masyarakat sangat berarti.”
10. Keluarga berharap Rizki segera dipulangkan
Hingga kini, keluarga menunggu proses pemulangan Rizki. Mereka juga berharap pemerintah dan aparat menindak tegas pelaku TPPO.
“Kami serius menangani kasus ini. Prioritas kami adalah menyelamatkan korban dan menangkap pelakunya.”
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
| Nasib Fadhil Kiper Persib Bandung Jebolan Diklat, Disiksa dan Dipaksa Tipu Orang Kaya di Kamboja |
|
|---|
| Imigrasi Makassar Sosialisasikan APOA dan Pencegahan TPPO di Jeneponto |
|
|---|
| Perkuat Pengawasan Orang Asing, Lima Desa di Bone Ditetapkan Jadi Desa Binaan Imigrasi |
|
|---|
| Remaja Putri di Makassar Korban TPPO, Dipaksa Melayani dan Hanya Diberi Rp50 Ribu Sekali Kencan |
|
|---|
| Disnakertrans Sulsel Sebut Korban TPPO Banyak dari Hasil Perekrutan Tenaga Kerja |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.