Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

GP Ansor Sulsel

Diskusi Kepahlawanan Ansor Sulsel: Gelar Pahlawan Tak Bisa Dianulir, Soeharto Sudah Disahkan

Apakah memungkinkan gelar Pahlawan dianulir? Apakah gelar Pahlawan permanen? Masih perlukah pengangkatan Pahlawan?

|
Editor: AS Kambie
Dok.Tribun
PAHLAWAN REKONSILIASI - Ketua GP Ansor Sulsel Rusdi Idrus membuka Diskusi Kepahlawanan dan Rekonsiliasi Bangsa di Lantai 2 Red Corner Cafe, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Sabtu siang, 15 November 2025. Panitia menghadirkan empat narasumber dalam diskusi yang dihadiri ratusan peserta ini: Pimpinan Pesantren Pesantren Ma’hadud Dirasatil Islamiyah Wal Arabiyyah Bontoala ( MDIA Bontoala ) Gurutta Dr KH Abd Mutthalib A MAg, Prof Dr Firdaus Muhammad, Dr Mahmud Suyuti, dan AS Kambie. 

“Wa laa tahsabanna alladzina yuqotiluna fi sabilillahi amwatan. Bal ahyaun ‘inda robbihim yurzaqun. Jadi para pejuang itu tidak pernah mati. Dan selalu memberi dan menerima rezeki. Makanya yang diberi gelar Pahlawan, keturunan menerima rizki dari pemerintah, meski hanya Rp50 juta,” jelas Kiai Mahmud Suyuti.

Gurutta Thalib mengatakan, santunan yang diterima ahli waris penerima gelar Pahlawan itu tidak bisa dibandingkan dengan jasa para pejuang itu.

“Jasa mereka tidak ternilai. Jadi tidak bisa dibandingkan dengan nilai rupiah yang diterima ahli waris,” kata Gurutta Thalib.

AS Kambie menegaskan, perlu sikap bijak menanggapi penganugerahan Soeharto sebagai pahlawan. 

“Kalau ditanggapi dengan melakukan aksi. Lalu, katakanlah, pemerintah akhirnya mengalah dan membuat sejarah baru dengan menganulir gelar Pahlawan untuk Soeharto, maka itu akan menimbulkan dampak sosial berkepanjangan,” kata AS Kambie.

“Mengapa? Karena akan muncul aksi serupa menuntut gelar Pahlawan lain dianulir. Tidak menutup kemungkinan akan muncul aksi serupa, menuntut gelar Pahlawan Nasional bagi Soekarno dianulir juga atau dicabut. Jadi sampai kapan, aksi dan reaksi seperti ini terjadi. Perlu rekonsiliasi,” tegas AS Kambie menambahkan.

Ketua GP Ansor Sulsel Rusdi Idrus mengatakan, dinamika diskusi sangat tinggi. Apalagi terkait penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.

“Terjadi pro kontra terkait pengangkatan Pahlawan bagi Soeharto. Tapi ini semangat rekonsiliasi. Pro kontra yang terjadi dijadikan sebagai pemicu rekonsiliasi, bukan sebaliknya,” kata Rusdi Idrus.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved