Telkomsel: Menyambung Dunia, Menyalakan Harapan
Kalimat itu bukan sekadar slogan, tapi napas yang menggerakkan Telkomsel dalam setiap langkahnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - “Peduli dunia dan isinya”.
Kalimat itu bukan sekadar slogan, tapi napas yang menggerakkan Telkomsel dalam setiap langkahnya.
Sejak berdiri pada 26 Mei 1995, Telkomsel tak hanya tumbuh sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, tetapi juga memaknai bisnis dengan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, Telkomsel tak melupakan bumi tempat manusia berpijak.
Melalui program Telkomsel Jaga Bumi, perusahaan ini mengubah limbah plastik dari cangkang kartu SIM dan kemasan produk menjadi barang fungsional seperti phone holder, paving block, hingga tempat sampah.
Program ini lahir dari kolaborasi dengan startup Plustik, yang mengolah limbah plastik bernilai rendah dari berbagai outlet Telkomsel di seluruh Indonesia.
Langkah kecil ini membawa pesan besar, bahwa inovasi bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tanggung jawab sosial dan ekologis.
Telkomsel Jaga Bumi menjadi wujud nyata penerapan ekonomi sirkular, sekaligus bukti bahwa keberlanjutan lingkungan dapat berjalan beriringan dengan kemajuan digital.

Dari bumi, Telkomsel melangkah ke ruang mimpi.
Lewat program Telkomsel Jaga Cita, perusahaan menghadirkan akses pendidikan yang lebih inklusif bagi generasi muda.
Salah satu kisah paling inspiratif datang dari Alim Praditya Rahman, alumnus SMAN 2 Parepare, Sulawesi Selatan.
Putra dari buruh bangunan ini berhasil menjadi Top Scorer nasional Ilmupedia Tryout UTBK 2025, program hasil kolaborasi Telkomsel dengan platform pembelajaran Kuncie.
“Saya tidak menyangka bisa jadi Top Scorer. Saya hanya ingin menantang diri sendiri,” kata Alim.
“Bantuan pendidikan dari Telkomsel akan saya gunakan untuk kuliah di Institut Teknologi BJ Habibie,” jelasnya.
Alim mencetak skor 602,6, tertinggi dari lebih 18 ribu peserta dari seluruh Indonesia.
Kini ia resmi kuliah di Jurusan Matematika Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) Parepare.
Kepala SMAN 2 Parepare, Mardiah, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
“Alim anak yang gigih. Kisahnya membuktikan, anak dari keluarga sederhana pun bisa berprestasi jika diberi kesempatan,” ujarnya.
General Manager Mobile Segment GTM Telkomsel Area Pamasuka, Godo Intan, menegaskan prestasi ini bukti nyata potensi pelajar Indonesia Timur.
"Telkomsel berkomitmen menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas,” kata dia.
Di sudut lain Kota Makassar, Siti Lestari Rahmadani tahu betul arti jaringan yang andal.
Sebagai social media specialist, ia hidup dari kecepatan dan stabilitas koneksi.
“Sat set, tidak perlu was-was,” ujarnya sambil tersenyum di sebuah kafe di Jalan AP Pettarani.
“Selesai ambil video, langsung upload. Sekejap saja sudah tayang.”
Lestari mengandalkan Telkomsel Hyper 5G, jaringan supercepat dengan 73 BTS yang kini menjangkau Makassar.
Baginya, kecepatan bukan sekadar angka teknis, tapi ruang untuk terus berkarya.
“Telkomsel itu seperti partner kerja. Sejak SMP pakai, sampai sekarang tetap setia karena jaringannya nggak pernah mengecewakan,” tuturnya.
Transformasi digital di Indonesia Timur kini semakin terasa.
Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, menegaskan, ekspansi jaringan Hyper 5G sejak 2021 menjadi tonggak komitmen menghadirkan konektivitas inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
“Kami ingin manfaat 5G hadir untuk semua—dari individu hingga pelaku bisnis,” ujarnya.
Telkomsel mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan jaringan, menghadirkan efisiensi dan pengalaman pelanggan yang adaptif melalui Virtual Assistant Veronika dan Virtual Account Manager Ted.
GM Region Network Operations Telkomsel, Asep Hermawan, mencatat cakupan jaringan sudah mencapai 99 persen dari seluruh kecamatan.
Hanya tiga kecamatan di wilayah terpencil yang belum terjangkau.
“Kami terus berkolaborasi dengan pemerintah dan PLN agar konektivitas di daerah 3T bisa segera terwujud,” jelasnya.
Menurut pengamat ekonomi Unismuh Makassar, Abdul Muttalib Hamid, konektivitas kini adalah urat nadi peradaban modern.
“5G bukan sekadar upgrade teknis, melainkan akselerator transformasi sosial, ekonomi, dan budaya bangsa,” katanya.
“Telkomsel dengan inovasinya telah menjadikan transformasi digital sebagai gerakan nyata, bukan sekadar wacana.”
Dari sampah plastik yang disulap jadi harapan, dari anak buruh yang kini kuliah di kampus impian, hingga jaringan yang menyambung pelosok negeri—semua berawal dari satu semangat, peduli dunia dan isinya.
Telkomsel bukan hanya menyambungkan perangkat, tetapi menyatukan kehidupan.
Karena di era digital yang serbacepat ini, sinyal terkuat bukan sekadar 5G, melainkan kepedulian yang tak pernah padam. (*)
Transformasi Layanan Digital Telkomsel Tersaji di F8 Makassar |
![]() |
---|
GraPARI Ramah Difabel, Customer Service Fasih Bahasa Isyarat |
![]() |
---|
Bupati Takalar: BTS 4G Telkomsel Buka Peluang Wisata dan Usaha Desa |
![]() |
---|
4 Pilar Strategis Telkom Perkuat Fondasi Bisnis di Tengah Dinamika Industri |
![]() |
---|
Telkomsel Dorong Transformasi Layanan Lewat GraPARI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.