Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KH M Yusuf Sidenreng di Maulid Bosowa: Pemimpin yang Selalu Minta Didoakan Ciri Orang Thawadu

Ulama muda Nahdlatul Ulama (NU) Sulsel Kiai Haji Muhammad Yusuf "Sidenreng" S.Sos I MA (42),

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
PEMIMPIN THAWADU - Wali Kota Makassa, Munafri Arifuddin (kemeja putih, berdiri) bersama dengan putri bungsunya saat Maulid Rasulullah Muhammad SAW di pelataran Pantai Indah Bosowa, Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, Rabu (1/10/2025) malam. Penceramah maulid, KH Muhammad Yusuf menyebut Munafri sebagai pemimpin thawadu.   

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Ulama muda Nahdlatul Ulama (NU) Sulsel Kiai Haji Muhammad Yusuf "Sidenreng" S.Sos I MA (42), mengingatkan pemimpin yang selalu minta didoakan dalam menjalankan amanah adalah salah satu ciri pemimpin thawadu atau rendah diri.

"Pemimpin thawadu itu selalu minta didoakan, tadi Pak Wali (Makassar) minta didoakan agar bisa amanah menjalankan tugas-tugasnya," kata Gurutta Yusuf membuka ceramah peringatan Maulid Rasulullah Muhammad SAW di pelataran Pantai Indah Bosowa, Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, Rabu (1/10/2025) malam.

Kiai Haji M Yusuf Sidenreng kini menjabat Ketua Tanfidz PC NU Sidenreng Rappang (Sidrap).

"Saya ini diundang khusus Pak Aksa, tadi baru dari Jambi, dan besok pagi langsung lagi terbang ke Samarinda," ujar Ustad Yusuf.

Frasa Sidenreng di belakang namanya, disematkan founder Bosowa HM Aksa Mahmud (80), karena matan dan gaya ceramah Ustadz Yusuf, mirip Anre Gurutta Haji Abdul Muin Yusuf (1920-2004), salah satu ulama kharismatik Sulsel asal Sidrap dan salah seorang pendiri DDI.

Baca juga: Peringatan Maulid Nabi, Ustaz Yusuf Doakan Bosowa Terus Berkembang

Sebelum Ustadz Yusuf naik ke mimbar, panitia hikmah maulid yang digelar Bosowa Corporindo memberi kesempatan ke Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (49), memberi kata sambutan.

Acara tahunan Bosowa ini bertema "Menulusuri Teladan Nabi Muhammad SAW untuk mewujudkan Kolaborasi dan Keberkahan".

Di akhir sambutannya, Appi, --sapaan Munafri-- meminta agar keluarga besar Bosowa mendoakan dirinya untuk amanah, bertanfgung jawab dalam menjalankan amanah rakyat.

"Tolong doanya. Saya ini tak bisa memisahkan diri dari Bosowa. Keluarga sekaligus yang membesarkan saya," ujar Appi di depan sekitar 500-an jajaran pimpinan, karyawan, keluarga dan pensiunan Bosowa.

Awal Oktober ini memasuki bulan ke-8 masa jabatannya.

Appi dan pasangannya, Aliyah Mustika Ilham dilantik serentak oleh Presiden Prabowo 20 Oktober 2025 di Jakarta.

Appi dan Aliyah dilantik bersama 961 kepala daerah; (33 gubernur dan wakil gubernur, 363 bupati,362 wakil bupati dan 85 walikota/ wakil walikota).

Sebelum naik ke mimbar, Appi dan Ustadz Yusuf Sidenreng duduk berdampingan dengan founder Bosowa Corporindo, Aksa Mahmud (80).

Aksa bapak mertua Appi.

Seusai menyampaikan sambutan, putri bungsu Appi menjemput di ujung tangga panggung.

Appi lalu membawa putri bungsunya menyalami Aksa. 

Spontan, si putri berusia sekitar 4 tahun itu, langsung duduk di pangkuan kakek.

Acara peringatan maulid ini dihadiri juga Ketua Yayasan Aksa Mahmud, Melinda Aksa.

Dalam tauziyahnya, Ustadz Yusuf mengingatkan teladan dan hikmah sunnah Rasullah Muhammad.

"Orang Bugis dan ulama - ulama terdahulu itu tidak pakai istilah maulid melainkan maulu," katanya.

Alasannya, frasa maulid itu hanya memperingati hari kelahiran (maulid) Nabiyyi, 12 Rabiul Awal 571 Masehi.

"Kalau Maulud itu kita memperingati ajaran-ajarannya dan bisa diperingati sepanjang tahun, bulan hanya di bulan Rabiul Awal," kata alumnus IAIN Alauddin Makassar ini.

Ustadz Yusuf lalu menjelaskan, momen Maulud Nabi itu, senantiasa diperingati dengan bacaan Maulidul Barzanji.

"Naik rumah baru, mau naik haji, mau pengantin, atau beli mobil baru, orang Bugis itu baca Maulidul Barzanji, kehidupan Rasulullah," ujarnya.

Kitab Al Barzanji berisi doa-doa, puji-pujian, dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW, mulai dari silsilah, kehidupan masa kecil, diangkat menjadi rasul, hingga wafatnya.

Judul kitabnya adalah 'Iqd al-Jawahir fi mawlid an Nabiyyil Azhar. 

Pengarang Kitab Al Barzanji adalah Sayyid Zainal 'Abidin Ja'far bin Hasan bin 'Abdul Karim al-Husaini asy-Syahzuri al-Barzanji atau dikenal dengan Syaikh Ja'far al-Barzanji.

Ia ulama kelahiran Madinah, 1716 M (Kamis awal Dzulhijah 1128 H) dan wafat  tahun 1763 M (Selasa, 4 Sya'ban 1177 H).(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved