Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenderal Asal Makassar Gass Poll Setelah Jadi Menko Polkam Ad Interim

Prabowo memutuskan memberhentikan Budi Gunawan sebagai Menko Polkam, kini diisi Sjafrie Sjamsoeddin

Editor: Ari Maryadi
Dok Kementerian Pertahanan
PEJABAT AD INTERIM - Potret Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin akan menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Ad Interim menggantikan Budi Gunawan yang direshuffle Presiden Prabowo Subianto, Selasa (9/9/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Jenderal Asal Makassar Sjafrie Sjamsoeddin tancap gass setelah dapat tugas baru sebagai Menko Polkam Ad Interim.

Alumnus Akmil 1974 itu mengisi kekosongan sepeninggal Jenderal Budi Gunawan.

Prabowo memutuskan memberhentikan Budi Gunawan sebagai Menko Polkam.

Selasa (9/9/2025) jadi hari pertama bagi Sjafrie Sjamsoeddin masuk ke kantor Kemenko Polkam sebagai Menko Polkam Ad Interim.

Sementara itu, surat dari Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi terkait penunjukkannya sebagai Menko Polkam Ad Interim yang diterima wartawan pada Selasa (9/9/2025) bertanggal 8 September 2025.

"Ini hari pertama saya masuk di kantor Menko Polkam dan ini juga hari pertama saya memberikan arahan setelah menerima surat penugasan sebagai Menko Polkam. Jadi saya belum melakukan komunikasi apa-apa," ungkap Sjafrie saat konferensi pers di kantor Kemenko Polkam RI Jakarta Pusat pada Selasa (9/9/2025).

Namun demikian, ia mengucapkan terima kasih kepada Budi Gunawan karena telah menjalankan tugasnya.

Ia juga berterima kasih kepada para Staf Khusus Budi Gunawan yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, dan waktunya.

"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Jenderal Polisi Purnawirawan Budi Gunawan yang telah menjalankan tugasnya dengan baik selaku Menko Polkam," ungkap Sjafrie.

"Dan juga saya ingin menyampaikan terima kasih kepada semua Staf Khusus Menteri Koordinator Polkam yang sudah memberikan sumbangan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membantu Menko Polkam yang sudah selesai menjalankan tugasnya," lanjut dia.

Dia juga mengungkapkan arahan dari Presiden Prabowo Subianto terkait penunjukannya tersebut.

Sjafrie mengatakan Presiden Prabowo memberikannya wewenang untuk mengambil langkah yang efisien dan efektif untuk mengerjakan tugas-tugasnya sebagai Menko Polkam Ad Interim.

"Arahan yang diberikan kepada saya adalah melanjutkan tugas pokok dari Kementerian Koordinator Polkam. Dan saya diberi kewenangan untuk mengambil langkah-langkah yang efisien, efektif agar supaya semua pekerjaan bisa berjalan lancar," ucap Sjafrie.

"Itulah sebabnya saya datang ke sini untuk memberikan pengarahan, arahan saya adalah revitalisasi organisasi di Kementerian Koordinator Polkam," pungkasnya.

Sosok Sjafrie Sjamsoeddin

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Sjafrie Sjamsoeddin merupakan purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.

Pria Kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada 30 Oktober 1952 itu, kini mendapat tugas baru untuk menjabat sebagai Menko Polkam Ad Interim.

Dikutip dari dari Law Dictionary, kata Ad Interim berasal dari bahasa Latin yang artinya "sementara" atau "untuk sementara waktu". 

Istilah ini biasanya dipakai dalam dunia pemerintahan, hukum, maupun organisasi formal ketika seseorang ditunjuk untuk mengisi jabatan tertentu sementara waktu sampai pejabat definitif (resmi) dilantik atau kembali aktif.

Sehingga seorang pejabat ditunjuk ad interim, artinya ia tidak memegang jabatan itu secara penuh atau permanen, melainkan hanya bertugas sementara untuk menjalankan fungsi dan kewenangan yang melekat pada jabatan tersebut.

Seorang menteri ad interim tidak hanya berfungsi sebagai pengisi kursi jabatan, tetapi juga memastikan roda pemerintahan tetap berjalan tanpa hambatan. 

Ia memiliki wewenang penuh layaknya menteri definitif selama masa penunjukannya, mulai dari pengambilan keputusan, pengelolaan kebijakan, hingga koordinasi antar-kementerian.

Sahabat Lama

Sjafrie telah lama bersahabat dengan Prabowo.

Sjafrie adalah teman seangkatan Prabowo di Angkatan Darat (AD).

Sejak muda hingga sekarang, Sjafrie dan Prabowo terlihat sering berfoto bersama.

Saking dekatnya, Sjafrie diangkat menjadi penasihat khusus di Kementerian Pertahanan, saat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.

Di masa Orde Baru, dia pernah menjabat Komandan Grup A Paspampres Presiden Soeharto.

Pria kelahiran 30 Oktober 1952 di Makassar, Sulsel itu memiliki segudang pengalaman berharga. 

Tak hanya di militer, perjalanan karier Sjafrie di dunia pemerintahan juga terbilang cemerlang.

Dalam buku berjudul "Warisan (daripada) Soeharto" yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2008, Sjafrie mengisahkan salah satu pengalaman menegangkan saat bertugas sebagai Paspampres Soeharto.

Ia pernah hampir terlibat baku tembak dengan pengawal pribadi Perdana Menteri Israel ketika Soeharto melakukan kunjungan ke New York, Amerika Serikat.

Pada 22 Oktober 1995, Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite untuk menghadiri acara PBB di sana.

Saat itu, Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), merupakan posisi yang sangat berpengaruh bagi anggota-anggotanya yang mayoritas negara Timur Tengah.

Karena alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.

Rabin dengan 4 pengawalnya yang berasal dari Mossad (Pasukan Khusus Israel) kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.

Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta terkesan arogan.

Sehingga Yitzak Rabin beserta 4 pengawalnya dicegat oleh Paspampres Soeharto sebelum masuk lift.

Terlebih saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka.

Salah satu personel Paspampres yang terlibat saat itu adalah Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin.

Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto. 

Saat hendak memasuki tangga elevator (lift) terjadilah 'insiden kecil' yang cukup menegangkan.

Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan jenderal kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952 dan para personel Paspampres lainnya.

Karena para pengawal Perdana menteri Israel itu menaruh kecurigaan pada Paspampres, sehingga mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres lain.

Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.

Terjadi adu mulut antara Sjafrie dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.

Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya.

Ia hendak menempelkan moncong senapan mungil tapi mematikan itu ke perut Sjafrie dan leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.

Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal itu.

Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing.

"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.

Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.

Hampir saja terjadi adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu

Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau mentaati protokol kemanan Paspampres.

Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto meskipun Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit.

Sjafrie kini menjabat  Asisten Khusus Menteri Pertahanan Bidang Manajemen Pertahanan sejak tanggal 6 Desember 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia di era Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Sjafrie, merupakan lulusan Akademi Militer (1974) berasal dari kecabangan Infanteri (Kopassus).

Jejak Karier

Sebelum berkarier di Pemerintahan, Sjafrie Sjamsoeddin pernah mengisi sejumlah posisi di militer.

Ia tercatat pernah menjabat sebagai Komandan Nanggala X Timor Timur, Kasdam Jaya, hingga Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta.

Berikut rekam jejak karier Sjafrie Sjamsoeddin di bidang militer:

- Komandan Nanggala X Timor Timur (1976)

- Komandan Nanggala XXI Aceh (1977)

- Komandan Tim Maleo Irja (1987)

- Satgas Kopassus Timor Timur (1990)

- Kasdam Jaya (1996)

- Pangdam Jaya (1997)

- Staf Ahli Panglima TNI (1998)

- Koorsahli Panglima TNI (2001).

Usai purna tugas di dunia militer, Sjafrie mulai masuk ke Pemerintahan dengan menjabat sebagai:

- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI (2005)

- Wakil Menteri Kementerian Pertahanan RI (2010 - 2014)

- Menteri Pertahanan RI (2024-2029)

- Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan Ad Interim (9 September 2025).

(Sumber: Tribunnews.com/Gita Irawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ditunjuk Jadi Menko Polkam Ad Interim, Sjafrie Sjamsoeddin Akui Belum Komunikasi dengan Budi Gunawan

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved