Pengakuan Terbaru Doni Pratama Driver Ojol Dituding Gadungan saat Bertemu Gibran
Pertemuan setelah kasus meninggalnya pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Doni Pratama sosok driver ojek online (ojol) dituduh gadungan saat bertemu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Doni Pratama perwakilan dari perusahaan ojol inDrive bertemu Gibran di Istana Wakil Presiden pada Minggu (31/8/2025).
inDrive dikenal sebagai inDriver, salah satu platform ojol yang populer di Indonesia.
Perusahaan ini dikenal dengan model bisnisnya yang unik, pengemudi dan penumpang dapat bernegosiasi harga secara langsung.
Pertemuan setelah kasus meninggalnya pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan.
Affan tewas dilindas mobil taktis Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam.
Kendati demikian, warganet meragukan identitas driver ojol yang bertemu Wapres Gibran.
Pada Pemilihan Presiden 2024, Gibran maju sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Prabowo Subianto.
Pasangan ini memenangkan pemilu dan ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih.
Gibran resmi dilantik sebagai Wakil Presiden RI pada 20 Oktober 2024.
Banyak yang menilai bahwa para driver ojol itu hanyalah orang yang berakting demi sorotan kamera.
Bahkan, Doni dituding sebagai anggota Polri atau TNI.
Doni Pratama pun buka suara.
Lantas, seperti apa sosoknya?
Jadi Driver Ojol Sejak 2020
Doni Pratama memastikan bahwa dirinya adalah driver ojol aktif yang bergabung dengan inDrive sejak 2020.
Mengais rezeki dengan menjadi driver ojol adalah mata pencaharian utama Doni Pratama untuk menghidupi keluarganya.
Meski demikian, Doni Pratama mengaku memang memiliki pekerjaan sambilan lainnya.
"Bisa dibilang full time, tapi saya juga, punya sampingan lain gitu. Yang tadi saya bilang, saya punya warkop," kata Doni Pratama, Jumat (5/9/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Cuma untuk sementara ini, saya tutup karena kondisi sekarang ini dan saya juga jualan online," sambungnya.
Bukan hanya itu, Doni Pratama juga dikenal sebagai salah satu pendiri Molis inDrive Club, komunitas motor listrik di kalangan pengemudi inDrive.
Sebelum menjadi driver ojol, Doni memiliki pengalaman sebagai wartawan foto.
Lulusan broadcasting Universitas Bina Sarana Informatika itu sempat bekerja di media hiburan sejak 2012.
Program studi Broadcasting yang masuk dalam Fakultas Komunikasi dan Bahasa.
Program studi ini dirancang untuk mencetak lulusan yang siap kerja di industri penyiaran, baik di stasiun televisi, radio, maupun platform digital
Kini, Doni memilih fokus menjadi pengemudi Indrive sembari mengembangkan konten di media sosial.
Ia aktif di TikTok dan YouTube dengan tema dunia ojol, bahkan sempat membuat program Driver Undercover yang mewawancarai sesama pengemudi.
Driver Undercover biasanya merujuk pada pengemudi ojek atau taksi online (seperti Gojek, Grab, atau inDrive) yang melakukan penyamaran.
Tak Ikut Asosiasi
Doni juga menanggapi terkait tudingan bahwa dirinya bukan driver ojol yang bermula dari pernyataan salah satu tokoh Garda Indonesia.
Menurut Doni Pratama, dengan terdaftarnya ia di aplikasi seharusnya sudah cukup membuktikan status keaktifannya sebagai driver ojol.
Doni menilai, driver ojol tidak harus selalu mengikuti keanggotaan di asosiasi atau serikat tertentu.
Oleh karenanya, Doni Pratama kecewa karena seolah-olah ada standar ganda soal siapa yang diakui sebagai driver ojol.
"Apakah kita harus daftar di semua komunitas? Itu baru diakuin gitu dan apakah kita harus masuk asosiasi atau serikat pekerja ojol? Kan enggak gitu," ujar dia.
Meski begitu, ia menegaskan tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan pengemudi ojol menjadi anggota asosiasi.
"Memang saya bukan anggota, tapi kan tidak ada mau wajibnya ke sana," kata dia.
Cerita Diundang Bertemu Wapres Gibran
Doni bercerita, awal mula dirinya mendapatkan undangan untuk bertemu dengan Wapres Gibran berasal dari perusahaan.
Menurutnya, perusahaan memilih Doni karena ia kerap hadir dalam kegiatan resmi inDrive.
Kendati demikian, ia tidak mengetahui soal mekanisme seleksi.
"Kemarin itu saya memang dihubungi oleh pihak Indrive, mereka menelepon saya untuk menghadiri acara tersebut," kata Doni.
Doni juga menegaskan bahwa kehadirannya di Istana Presiden bukan untuk mewakili seluruh driver ojol, melainkan hanya driver inDrive.
Dalam pertemuan tersebut, kata Doni, ia juga mempertanyakan terkait kelanjutan proses hukum kasus Affan Kurniawan.
Ia bahkan menanyakan kebenaran status tujuh tersangka yang diumumkan kepolisian.
"Saya tanya sama Pak Wapres, 'Pak maaf, apakah memang benar tujuh tersangka itu yang terjadi?'. Karena kita warga, netizen meragukan kan tidak jelas, apakah benar atau tidak," beber Doni.
"Pak Wapres cuma menjawab intinya, 'ikuti saja, proses hukum akan dijalani secara transparan, tolong percaya dulu sama pemerintah',” ucap Doni menirukan percakapannya dengan Gibran.
Selain itu, driver ojol juga mengusulkan agar pemerintah memberi subsidi berupa BPJS Ketenagakerjaan untuk mitra ojol, serta mendesak adanya payung hukum yang jelas bagi profesi pengemudi aplikasi.
Kondisi Kesehatan Keluarga Menurun
Lebih lanjut, Doni bercerita bahwa tudingan terkait driver ojol palsu terhadap dirinya ini berdampak kepada keluarga.
"Keluarga saya, istri anak saya nge-drop. Walaupun mungkin mereka tidak menunjukkan kesedihan atau apa, tapi dari segi kesehatan, ini nge-drop banget," kata Doni.
"Anak saya mungkin diem, awalnya enggak ini. Tapi dia juga akhirnya bicara, bahwa teman-temannya bilang, bahwa ayah kamu ada di sini, ada gini. Dan dia nggak bisa jawab apa-apa. Saya cuma khawatir ya, mentalnya gitu, karena anak saya ini kan masih panjang," imbuh dia.
Ia berharap tudingan semacam itu berhenti dan orang yang terlanjur menuduh bisa meminta maaf, bukan hanya kepadanya, tetapi juga kepada komunitas ojol di seluruh Indonesia.
(Tribunjabar.id/Rheina) (Kompas.com/Hafizh Wahyu Darmawan)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
| Briptu Danang Setiawan Bukan Supir Rantis Lindas Ojol Affan Namun Tetap Disanksi, Ini Perbuatannya |
|
|---|
| Apa Itu GERCEP? Sistem Tanggap Darurat untuk Mitra Pengemudi Grab di Situasi Risiko |
|
|---|
| Mengapa Hukuman Bripka Rohmad Lebih Ringan Dibanding Kompol Cosmas? Padahal Pelindas Affan Kurniawan |
|
|---|
| Sosok Besan Komjen Fadil Imran Ketua Sidang Komisi Kode Etik Kompol Kosmas, eks Kapolda Sulsel |
|
|---|
| Sosok Kombes Heri Setiawan Bacakan Hukuman PTDH Kompol Cosmas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.