Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prabowo Sentil Makar, BEM SI: Jangan Sekadar Omon-Omon, Bongkar Aktor Demo Makar

aksi demonstrasi berujung ricuh di sejumlah daerah pada penghujung Agustus 2025 sudah mengarah pada tindakan makar menuai respons keras

Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE
DUGAAN MAKAR-Koordinator Isu Politik dan Demokrasi BEM SI Kerakyatan Raul Zikra saat diwawancarai secara khusus oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jakarta, Kamis (4/9/2025). Raul mengungkapkan apa saja yang menjadi kegelisahan mahasiswa yang disampaikan saat melakukan pertemuan dengan DPR RI. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut aksi demonstrasi berujung ricuh di sejumlah daerah pada penghujung Agustus 2025 sudah mengarah pada tindakan makar menuai respons keras.

Dalam hukum Indonesia, makar memiliki arti khusus dan berbeda dari pemahaman sehari-hari.

Dasar hukum: Pasal 87 KUHP menyatakan: Dikatakan ada makar untuk melakukan suatu perbuatan, apabila niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, meskipun pelaksanaan itu tidak jadi sampai selesai.

Dengan kata lain, makar adalah niat yang disertai perbuatan permulaan untuk menjatuhkan pemerintah, membunuh kepala negara, atau memisahkan wilayah negara, meskipun tujuannya belum tercapai.

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan menantang Presiden untuk mengungkap aktor di balik tudingan tersebut.

Koordinator Isu Politik dan Demokrasi BEM SI Kerakyatan, Raul Zikra, menyampaikan hal itu dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Kantor Redaksi Tribunnews.com, Kamis (2/9/2025).

“Kita juga menunggu juga pembentukan tim investigasi. Atas statement Pak Prabowo k dia bilang, demo ini ada makar dan sebagainya. Coba buktikan, pemerintah. Karena pemerintah punya alat-alat untuk itu kan,” kata Raul.

Raul menegaskan, tuduhan makar jangan hanya sebatas omongan. Jika benar ada tindakan makar, maka pemerintah harus mengungkap sosok yang mengendalikan gerakan tersebut kepada publik.

“Karena kita juga menunggu itu. Apakah benar-benar ini ditunggangi atau tidak? Dan kalau memang ini, ataupun dibilang pihak asing dan sebagainya, coba buktikan,” ucapnya.

Menurut Raul, masyarakat juga berhak tahu kebenaran terkait tudingan tersebut. Ia menyebut mahasiswa merasa gerakan mereka terciderai jika benar ada pihak lain yang bermain.

“Kita sebagai masyarakat juga penasaran kalau memang dirasa gerakan kita itu dicederai oleh salah satu oknum dari sebagainya ini,” sambungnya.

Baca juga: Sosok Jenderal Hantu Laut Marinir Freddy Ardianzah, Bantah Anggota TNI Bikin Rusuh di Jakarta

Dalam wawancara itu, Raul juga menjawab sejumlah pertanyaan mengenai posisi dan langkah BEM SI Kerakyatan dalam menyikapi aksi unjuk rasa belakangan ini.

Terkait pertemuan dengan DPR maupun pihak Istana, Raul menilai kehadiran mahasiswa tetap penting meski hasilnya belum terlihat jelas.

Ia mengkritik kepemimpinan negara yang menurutnya tidak becus menjalankan amanah rakyat.

“Kalau dibilang ada gunanya ya, bahwa pada hari ini kekeosan terjadi dan sebagainya akibat pemimpin negara ini nggak becus dalam pemimpin negara ini. Saya rasa fungsinya tetap ada ataupun kehadirannya ada, tapi fungsinya mungkin melenceng. Kami sebagai mahasiswa melihatnya, kami dibutuhkan hanya pada saat pemilu. Ketika sudah mimpin, kebijakan-kebijakan yang dibuat, itu tidak berpihak pada rakyat,” ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved