Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Reaksi Kapolda Sulsel Pertama Kali Lihat Kondisi DPRD Makassar, Polisi Akhirnya Turun ke TKP

Jenderal bintang dua itu didampingi enam pejabat utama Polda Sulsel berpangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol).

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
KAPOLDA SULSEl - Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono mengecek olah TKP kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Senin (1/9/2025).  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono akhirnya turun langsung melihat kondisi gedung DPRD Makassar.

Irjen Rusdi Hartono menyaksikan langsung proses olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Senin (1/9/2025) pagi.

Ini kali pertama Kapolda turun memantau setelah insiden pembakaran.

Polisi lalulintas, Brimob hingga Jatanras sempat menghilang. 

Sementara traffic light di jalan protokol di Makassar kebanyakan rusak. CCTV e-tilang juga kebanyakan tak ada lagi di tempat semula.

Di DPRD Makassar, Jenderal bintang dua itu didampingi enam pejabat utama Polda Sulsel berpangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol).

Pejabat itu,  Dirkrimum Kombes Pol Setiadi Sulaksono, Kabid Propam Kombes Pol Zulham Efendy, Kabid Humas Kombes Pol Didik Supranoto, Dirlantas Kombes Pol Karsiman, dan Kabid Labfor Kombes Pol Wahyu Marsudi.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana turut hadir bersama Kasat Reskrim AKBP Devi Sujana.

Irjen Rusdi mengecek beberapa sudut bekas kobaran api, termasuk bagian lobi utama gedung DPRD.

Dari atas lobi, ia menatap ke dalam gedung dan jejeran mobil yang hanya menyisakan rangka.

Sesekali ia menggelengkan kepala menyaksikan kerusakan akibat amukan massa tak dikenal pada Jumat (29/8/2025) malam.

Ia juga mendapati sebilah parang di sudut selatan lobi.

Ia meminta petugas Labfor segera mengamankan barang bukti tersebut.

"Kita lihat di sini aset negara terbakar, dan juga ada saudara kita harus meninggal dunia di tempat ini," kata alumnus Akpol 1991 ini.

Menurut Rusdi, olah TKP dilakukan sebagai bentuk penyelidikan untuk mengungkap pelaku terlibat dan harus bertanggung jawab.

"Ini proses yang kita lakukan, dan tentunya ini akan lebih memperjelas nanti apa yang terjadi di sini," terangnya.

"Mohon dukungan dari masyarakat atas apa yang telah kami lakukan. Potensial suspek sudah ada. Mudah-mudahan semua ini bisa kami selesaikan sebaik-baik," sambungnya.

Mantan Kapolda Jambi itu menegaskan, beberapa terduga pelaku sudah teridentifikasi dan akan diproses hingga ke meja hijau.

"Saya katakan tadi, potensial suspek sudah ada. Mudah-mudahan tidak berapa lama lagi kita bisa melakukan pendekatan hukum yang lebih jelas ke depan," sebutnya.

Rusdi menyebut, total kendaraan terbakar sebanyak 61 mobil dan 15 motor.

Puluhan kendaraan yang tampak rongsok dijadikan bukti kuat dalam penyelidikan.

"Ini menjadi salah satu bukti kerusakan dan juga aset negara di sini," bebernya.

Ia menaksir kerugian negara akibat insiden tersebut mencapai Rp250 miliar.

"Total lebih kurang sekitar Rp250 miliar kerugian negara yang diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab," ungkap Rusdi.

"Termasuk tiga nyawa saudara kita harus menjadi korban dari perilaku-perilaku tersebut," tuturnya.

Kabid Labfor Polda Sulsel Kombes Pol Wahyu Marsudi mengatakan, total personel olah TKP sebanyak 14 orang.

"Kita bersama dengan rekan INAFIS, kita 14 orang, tujuh orang dari BidLabfor dan tujuh orang dari INAFIS," kata Wahyu.

Langkah pertama olah TKP adalah observasi umum.

"Observasi umum itu melihat tingkat penjelajahan api, kemudian ada kira-kira berapa titik, nanti kita fokuskan dari kira-kira penyebabnya apa," terangnya.

Wahyu belum memastikan waktu rampungnya olah TKP, namun pihaknya mengupayakan selesai secepatnya.

"Semoga hari ini sudah ada titik tenang, tapi kami tidak menjanjikan hari ini kelar. Kami tetap berusaha, bekerja semaksimal mungkin," jelasnya.

Jika belum rampung hari ini, olah TKP dilanjutkan Selasa besok.

"Moga-moga hari ini selesai, kalau tidak, kita lakukan besok pagi," sebutnya.

Wahyu menjelaskan, olah TKP memerlukan waktu lama karena area terbakar cukup luas.

"Gedungnya cukup tinggi dan banyak sekali mobil yang terbakar. Tingkat kesulitannya memang sangat tinggi karena banyak sumber api," pungkasnya. 

Ribuan polisi amankan demo hari ini

Ribuan personel kepolisian dibantu TNI bakal disiagakan mengawal aksi unjuk rasa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin besok.

Hal itu ditegaskan Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono saat menghadiri Deklarasi Damai di Makodam XIV Hasanuddin, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Minggu (31/8/2025).

Deklarasi itu, dihadiri Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno, dan pejabat Forkopimda lainnya.

Selain itu hadir juga sejumlah perwakilan organisasi kepemudaan dan masyarakat.

Irjen Pol Rusdi Hartono mengaku telah memonitor rencana unjuk rasa di awal pekan September, besok.

Menurutnya, aksi unjuk rasa berupa penyampaian pendapat di muka umum dilindungi undang-undang.

Akan tetapi, dalam menyampaikan pendapat, para pengunjuk rasa juga harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku.

"Silahkan berekspresi, silahkan menyampaikan pendapat tetapi jangan melanggar aturan. Hargai juga hak-hak daripada masyarakat yang lain," ujar Rusdi di hadap wartawan.

Olehnya itu, untuk mengawal jalannya penyampaian pendapat atau unjuk rasa tersebut, pihaknya mengaku telah menyiapkan ribuan personel.

"Dari Polri sendiri itu kita akan menurunkan 1.323 personel. Itu kekuatan khusus Kota Makassar dari Polrestabes Makassar yang akan diback-up oleh Polda Sulawesi Selatan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Rusdi, pengamanan juga nantinya akan diback-up oleh Kodam XIV Hasanuddin.

"InsyAllah hari-hari kedepan, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, damai selalu," ucapnya.

Saat ditanya wartawan terkait alasan tidak adanya polisi yang mengawal unjuk rasa pada Jumat (29/8/2025) malam, mantan Kapolda Jambi ini, enggan berkomentar banyak.

"Semua ada, kita ada, dan kami diback-up oleh pangdam," singkatnya.

Begitu juga saat ditanya wartawan terkait langkah yang akan diambil terkait kerusuhan mengakibatkan dua gedung DPRD di Kota Makassar, terbakar.

"Anda lihat saja nanti, hasil dari kami kerja. Oke," ucapnya.

Pada Jumat (29/8/2025), unjuk rasa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berlangsung di tiga titik.

Masing-masing depan Kampus Unhas Jl Perintis Kemerdekaan, depan Kampus UMI Jl Urip Sumoharjo dan depan Kampus UNM Jl AP Pettarani.

Unjuk rasa berlangsung hingga malam hari itu, diwarnai aksi blokade jalan.

Utamanya depan kampus UMI dan UNM.

Selain itu, dalam momen tersebut dua gedung perwakilan rakyat daerah tingkat I dan II terbakar.

Kedua gedung itu, DPRD Kota Makassar dan DPRD Sulawesi Selatan.

Tidak hanya menghanguskan gedung, kebakaran juga menghanguskan 68 mobil dan belasan motor di pekarangan gedung DPRD Kota Makassar.

Bahkan, peristiwa itu mengakibatkan tiga korban meninggal dunia.

Masing-masing, Staf Humas dan Protokol DPRD Kota Makassar Muh Akbar Basri (26), Staf Fraksi PDIP DPRD Kota Makassar, Sarinawati (25) dan Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah Saiful Akbar (46).

Satu korban lainnya, yang dikabarkan dikeroyok massa akibat dituduh intel, Rusmadiansyah juga meninggal dunia keesokan harinya.

Rusmadiansyah sendiri diketahui merupakan driver ojek online, yang saat kejadian berada di Jl Urip Sumoharjo, lokasi pendemo menutup jalan.

TNI amankan demo di Makassar

Ratusan personel TNI dikerahkan untuk meredam kericuhan yang meluas di Kota Makassar, pada  Jumat (29/8/2025) malam.

Kehadiran aparat militer membuat situasi di beberapa titik mulai berangsur kondusif.

Informasi yang diterima Kompas.com menyebutkan, pasukan dari Batalyon Arhanud 4/AAY Makassar diturunkan untuk mengamankan objek vital, yakni Gedung DPRD Sulsel dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel.

Sebanyak dua Satuan Setingkat Kompi (SSK) dikerahkan, ditambah dua peleton perbantuan dari TNI AU.

“Ada dua SSK kita kerahkan, alhamdulillah beberapa titik sudah aman,” kata salah satu perwira TNI.

Dilansir dari Tribun Makassar, Sekitar pukul 23.00 Wita, satu truk pasukan Marinir Lantamal VI Makassar tiba di lokasi untuk melakukan pengamanan.

Dari video yang beredar, kedatangan Marinir disambut massa.

Mereka terlihat bersalaman dan berpelukan. Di sisi lain, polisi masih tak nampak sejak demo berlangsung sore tadi.

Kericuhan Meluas

Sebelumnya, situasi Kota Makassar sempat memanas. Massa merangsek ke sejumlah kantor pemerintahan, termasuk DPRD Kota Makassar, DPRD Sulsel, hingga Kejati Sulsel.

Sekitar pukul 22.00 Wita, kendaraan yang terparkir di halaman kantor DPRD Kota Makassar dibakar.

Api membesar hingga membakar sebagian gedung, membuat para pejabat yang tengah rapat dievakuasi. Bahkan ada 3 staf yang melompat dari lantai 4 untuk menghindari kobaran api.

Aksi serupa juga terjadi di halaman Kejati Sulsel, di mana massa membakar dua mobil milik pejabat kejaksaan.

Pantauan, sejak sore hingga malam hari, tidak terlihat aparat kepolisian mengawal aksi di titik-titik kericuhan.

Hal ini membuat massa leluasa melakukan perusakan dan pembakaran fasilitas.

Aksi di Makassar merupakan bagian dari gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah menuntut keadilan atas tewasnya Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved