Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hindari Jl Urip Sumoharjo, Ratusan Driver Ojol Demo Depan Kantor Gubernur Tolak Potongan 10 Persen

Ratusan driver ojek online berunjuk rasa menolak penerapan potongan 10 persen.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / EMBA
DEMO - Bunda Dayat (51) driver ojek online membantu polisi mengurangi kemacetan saat demo di depan kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Senin (24/11/2025) siang. Mereka menolak penerapan potongan 10 persen dan kedua menolak penerapan driver sebagai pegawai tetap. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, macet, Senin (24/11/2025).

Ratusan driver ojek online berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sulsel. 

Mereka membakar ban di depan gerbang masuk kantor Andi Sudirman Sulaiman.

Separuh badan jalan juga dikuasai para pendemo sambil berorasi.

Kemacetan panjang mulai di depan Kampus Universitas Bosowa (Unibos).

Sahut-sahutan bunyi klakson kendaraan terjebak macet, nyaring terdengar.

Baca juga: Spanduk Save Ojol Berkibar di Kantor Gubernur Sulsel, Tolak Status Karyawan Tetap

Beberapa pengendara motor nekat mengangkat motornya menyebrangi separator jalan dan melawan arus.

Begitu juga mobil memilih lawan arus di Jalu U-Turn depan Mal Nipa.

Upaya mereka melawan arus, justru menimbulkan kemacetan baru.

Pasalnya, volume kendaraan dari lajur arah Jl Perintis Kemerdekaan ke Jl Urip Sumoharjo juga cukup padat.

Ambulans dengan sirene pasien gawat darurat juga terjebak saat melawan arus.

Beberapa personel Polsek Panakkukang tampak kewalahan mengurai kemacetan.

Sejumlah driver lainnya membantu polisi mengurangi kemacetan yang mengular hingga di depan kampus UMI.

"Maju pak, maju, ambil kanan," ujar seorang driver ojek online wanita, Bunda Dayat (51), sambil mengayunkan tangan.

Bunda Dayat mengaku sudah 10 tahun terakhir menafkahi keluarga dengan mencari penumpang.

"Saya punya anak empat orang, saya hidupi dari tahun2015 sampai sekarang (sebagai driver)," ucap perempuan berambut kepang ini.

Disela demo, seorang driver melintas membonceng penumpang.

Pendemo pun menyoraki driver karena dianggap tak solid.

"Uuuu," teriak driver yang ikut demo ke driver yang membonceng penumpang.

Ketua Komunitas Grab Sektor Sulawesi, Qadri (39) mengatakan, ada dua poin utama tuntutan driver ojek online yang disuarakan.

Yaitu menolak penerapan potongan 10 persen dan kedua menolak penerapan driver sebagai pegawai tetap.

"Alasannya kalau terjadi potongan 10 persen itu merugikan para mitra Ojol," kata Qadri ditemui di lokasi sambil mengenakan kacamata hitam.

Penerapan driver sebagai pegawai tetap akan membuat sejumlah driver repot dalam persyaratan berkas admistrasi.

"Banyak permintaannya kantor pasti, ijazah, pasti tamatan SMA, dan umur pasti diberlakukan 35 tahun ke atas itu tidak ada lagi mitra Ojol. Ini membatasi ruang gerak Ojol kasian. Sekarang sudah bagus," kata ayah dua orang anak ini.

Saat ini, potongan setiap pesanan yang diperoleh driver sebesar 20 persen.

Meski lebih besar kata dia, jumlah pendapatan driver cukup sebanding.

"Sekarang 20 persen tapi banyak promo, artinya kita banyak orderan. Kalau turun 10 persen, dimana perusahaan mau ambil promo," sebutnya.

Sebelum ke Kantor Gubernur Sulsel, pendemo driver ojek online ini juga berunjuk rasa di DPRD Sulsel, di kantor sementara mereka Dinas PU, Jl AP Pettarani.

Setelah dari kantor Gubernur Sulsel, rencananya mereka akan berunjuk rasa di kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel.(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved