Kenali Bahaya PLTSa di Pemukiman Padat Penduduk, Emisi Dioksin Bisa Sebabkan Kanker
PLTSa menawarkan solusi atas masalah kesehatan yang sudah ada (TPA Antang), namun berpotensi menimbulkan risiko kesehatan baru (polusi udara).
Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
Fly ash seringkali dikategorikan sebagai limbah karena konsentrasi logam beratnya yang tinggi.
"Jika tidak dikelola dengan standar B3 yang ketat, abu ini dapat mencemari tanah dan air," ulas Prof Anda.
Menurut Prof Anda, lokasi PLTSa di Tamalanrea sangat berisiko bagi keberlangsungan hidup masyarakat dalam jangka panjang.
Lokasi pembangunan PLTSa berada di kawasan padat penduduk. Bahkan hanya berjarak 2 meter dari rumah warga.
Sementara sesuai aturan, proyek PLTSa minimal berjarak 2 km dari pemukiman warga.
Lanjut Prof Anda, menentukan lokasi cocok untuk PLTSa bukanlah sekadar mencari lahan kosong.
Ini adalah keputusan teknis, sosial, dan politis yang sangat kompleks karena harus menyeimbangkan dua
hal yang bertentangan, yakni efisiensi logistik dan kesehatan masyarakat.
"Sesuai dengan Tata Ruang (RTRW)
Lokasi harus berada di zona yang diperuntukkan bagi industri berat atau utilitas, bukan di lahan hijau (pertanian) atau zona pemukiman. Ini adalah syarat legalitas mutlak," tegasnya.
Ada dua opsi yang bisa jadi lokasi pembangunan PLTSa
Pertama, di TPA Tamangapa, Antang Kecamatan Manggala.
Alasannya, masalah sampah Makassar (baru dan lama) selesai di satu titik. Efisien secara biaya transportasi.
Hanya saja opsi ini masih tetap berisiko bagi warga Manggala dan sekitarnya.
Untuk itu, butuh jaminan teknologi filter termahal dan tercanggih di dunia. Disisi lain, potensi protes sosial juta sangat tinggi.
Opsi kedua, di lokasi baru misal, di Utara atau Selatan kota yang jauh dari pemukiman warga.
Keuntungannya, risiko kesehatan bagi pusat kota Makassar berkurang.
| Daftar 5 Polisi Diganjar Penghargaan karena Tangkap Penculik Bilqis di Jambi dan Selamatkan Korban |
|
|---|
| Penculik Bilqis Sempat Kerja di Pemprov dan Tetangga Ungkap Kepribadiannya |
|
|---|
| Bilqis Bocah Diculik di Makassar Dijual Lagi di Jambi, dari Rp3 Juta jadi Rp80 Juta |
|
|---|
| Sejarah Panjang Makassar, Jejak Kejayaan Gowa-Tallo |
|
|---|
| Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa: Hilirisasi Bukan Soal Produksi, Tapi Soal Harga Diri Bangsa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251110-Prof-Anwar-Daud.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.