Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

SK Taufan Pawe Dkk 9 Hari Lagi Berakhir, Bahlil Bisa Tunjuk Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel

Hingga Jumat (7/11/2025), Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia masih belum mengeluarkan jadwal Musda Golkar Sulsel

Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
MUSDA GOLKAR - Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe berpidato di hadapan kader seusai menerima SK pengurus pada November 2020 lalu. Masa jabatan Taufan Pawe akan berakhir bulan depan. 

Fungsionaris DPP Golkar Abdul Razak Said (47) mengatakan, kalaupun jadwal musda XI nanti melampaui akhir masa jabatan Taufan, maka tak menutup kemungkinan DPP akan menunjuk Plt Ketua DPD, untuk konsolidasi menjelang musda.

“Cuma Plt Ketua ini, biasanya syaratnya harus pengurus DPP, atau tunggu petunjuk Ketum,” kata Abdul Razak Said saat dihubungi Tribun Timur Kamis (30/10/2025).

Kenapa Musyawarah Daerah (Musda) XI DPD Partai Golkar Sulsel molor?

“Pak Ketum (Bahlil Lahadalia) tak mau gegabah. Sulsel itu 1 dari 4 lumbung utama Golkar, selain Jabar, Sumut dan Riau,” ujar fungsionaris DPP Golkar Abdul Razak Said (47), menjawab pertanyaan Tribun, Kamis (30/10/2025).

Peryataan Razak  ini, mengutip arahan formil dan informil Ketum DPP Bahlil Lahadalia (49) dan Ketua Bappilu DPP Golkar Wilayah Sulawesi, Muhiddin M Said (75), di sejumlah kesempatan.

“Kami tahu soal Golkar Sulsel ini Pak Ketum sangat serius. Prestasi, track record calon ketua, pengurus, dan program pemenangan 2029 di Sulsel harus betul-betul kongkret,” ujar Acha, sapaan Razak Said.

Kenapa?

Dominasi Golkar (362.182 suara atau 15,2 persen) di parlemen Sulsel, hasil pemilu legislatif Februari 2024 lalu, direbut Partai Nasdem (434.325 suara atau 18,22 persen).

“Pak ketum ingin, di Botolempangan (kantor DPD Golkar Sulsel) itu lebih banyak DD pelat merah satu digit yang parkir kalau rapat DPD, seperti 20 tahun lalu.,” ujarnya.

Ditambahkan, saat ini kader Golkar jadi kepla daerah hanya Makassar (Munafri Arifuddin),  Barru (Andi Ina Kartika), dan Bantaeng (Fathul Fauzi Nurdin). 

Ketua DPRD ada Barru, Selayar, Soppeng, Parapare, Tana Toraja, Toraja Utara, dan Luwu Utara.

Meski, jelasnya, hasil pilkada dengan pemilu legislatif tak bisa disamakan. 

“Kalau pemilu legislatif itu mesin partai. Penempatan caleg dan kuasi kekuasaan lokal. Kalau pilkada, ketokohan dan koalisi mesin-mesin partai lain, jadi tidak murni partai.”

Diakui, jumlah legislator Golkar Sulsel di parlemen nasional juga tergerus dalam 25 tahun terakhir.

“Pemilu 1999 kita 12 kursi. Pemilu 2004 naik jadi 14 (kursi), lalu turun jadi 8 (Pemilu 2009), lalu 2014 cuma dapat lima, 2019 cuma lima dan terakhir 2024 turun lagi jadi empat justru saat jatah kursi Sulsel di perlemen sudah 24,” ujar aktivis PB HMI ini.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved