Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mimpi Besar Siswa Sekolah Rakyat Makassar, Menimba Ilmu hingga ke Tiongkok

Salwa Dzakila adalah siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Kota Makassar. 

|
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
SISWA SEKOLAH - Salwa Dzakila Asmar (16) siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Kota Makassar saat diwawancara Tribun Timur, Jumat (24/10/2025) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - "Saya mau jadi dokter ahli bedah forensik," Kata Salwa Dzakila Asmar (16) dengan tegas.

Salwa Dzakila adalah siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Kota Makassar

Lahir dari keluarga berpenghasilan rendah tak mengendurkan semangat Dzakila untuk berani bermimpi. 

Bahkan, anak dari pasangan Asmar dan Naimah ini sudah membidik salah satu univeristas terkemuka di China. 

Shanghai university menjadi tujuannya menempuh pendidikan kedokteran. 

"Setelah saya searching, menurutku Cina paling bagus jurusan kedokterannya," katanya saat ditemui di SRMP 26 Makassar Jl Perintis Kemerdekaan, Jumat (24/10/2025). 

Alasannya sederhana, ia menyukai pelajaran tentang anatomi tubuh manusia.

Ia juga ingin membantu kepolisian mengungkap dan menganalisis penyebab kematian korban demi kepentingan hukum. 

Bagi masyarakat ekonomi lemah, menjadi dokter bukan modal sedikit. 

Namun Dzakila punya kemauan keras. Bersekolah di Sekolah Rakyat ia harap mampu membantu mewujudkan harapannya. 

Sekolah Rakyat bagi Dzakila kesempatan besar untuk mempersiapkan masa depannya. 

Di Sekolah Rakyat, ia bisa fokus belajar, memperluas wawasan dan menyiapkan mental dengan baik. 

Saat ini ia sedang giat belajar segala hal yang berkaitan dengan kedokteran dan forensik. 

Termasuk menyiapkan ketelatenan bahasa agar bisa menembus kampus incarannya di negeri tirai bambu. 

"Saya senang di Sekolah Rakyat, semuanya serba disiapkan. Sisa belajar baik-baik supaya bisa jadi dokter bedah forensik," ujarnya. 

Bagaimana tidak, semua kebutuhannya di Sekolah Rakyat terpenuhi dan tercukupi dengan baik. 

Makan tiga kali sehari, snack dua kali sehari, seragam sekolah, sepatu, alat tulis, tas, perlengkapan mandi dan kebutuhan primer lainnya sudah tersaji. 

Dzakila mengaku sangat beruntung, ia bisa belajar tenang tanpa memikirkan beban keluarga untuk menutupi kebutuhan sekolahnya. 

Tak lagi ada biaya yang membuat orang tuanya pening mencari uang lebih. 

Apalagi, ayah dan ibu Dzakila hanyalah buruh harian lepas. Mereka punya penghasilan jika dapat panggilan. 

Pendapatan tersebut bahkan hanya cukup untuk sehari-hari, apalagi Dzakila memiliki dua kakak dan satu adik. 

"Bapak mama buruh harian, kakak juga buruh harian, satu masih sekolah, adik juga sekolah," bebernya. 

Di Makassar, Dzakila tinggal di Jl Rappokalling Raya. 

Ada tiga KK dalam rumah yang ditinggalinya. 

Rumah tersebut bahkan bukan milik orang tuanya, melainkan sang nenek. 

"Tinggal di rumahnya nenek, rumah kayu," katanya. 

Fifi Aleyda Yahya Semangati Siswa Sekolah Rakyat

KOMUNIKASI PUBLIK - Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya menyemangati siswa yang ada di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar.
KOMUNIKASI PUBLIK - Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya menyemangati siswa yang ada di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. (ISTIMEWA)

Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya menyemangati para siswa yang ada di Sekolah Rakyat

Fifi melihat langsung fasilitas dan aktivitas belajar peserta didik di SRMA 26 Makassar

Ia juga mengajak anak-anak berdiskusi, menanyakan perasaannya dan memberi motivasi kepada 150 siswa di sekolah tersebut. 

Kata Fifi, asrama siswa Sekolah Rakyat cukup nyaman, dalam satu kamar dihuni empat anak dengan konsep ranjang susun. 

"Tadi ketemu dengan beberapa siswa Alhamdulillah mereka menyatakan bahwa mereka senang berada di sini mendapatkan kesempatan untuk belajar," katanya. 

"Tadi ada yang aempat bilang bahwa saya paling senang kalau bermain games dengan teman-teman. Artinya ada silaturahmi ada interaksi. Mudah-mudahan yang sekolah di sekolah rakyat ini insyaAllah tercapai semua cita-citanya," sambungnya. 

Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Sulsel, Anna Puspasari menyampaikan sebanyak 16 Sekolah Rakyat di Sulsel. 

Sekokah tersebut tersebar di kabupaten kota.

Sekolah Rakyat dilengkapi fasilitas asrama, ruang kelas, ruang klinik, lapangan olahraga, hingga ruang makan. 

Mereka yang menjadi bagian Sekplah Rakyat adalah anak dengan kondisi ekonomi terendah, yakni desil 1 dan 2 atau miskin ekstrem. (*) 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved