Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Matahari Geser ke Selatan, Hujan Oktober di Makassar Turun Siang-Sore Hingga 3 Minggu ke Depan

Sepanjang Selat Makassar dan gugus kepulauan Spermonde misalnya, persentase potensi hujan rerata 55 hingga 78 persen

|
Penulis: thamsil_tualle | Editor: Ari Maryadi
Nur Thamzil Tahir/Tribun Timur
HUJAN - Seorang bocah bermain hujan di kompleks perumahan di Kota Makassar Selasa (14/10/2025). Hujan mulai turun di Kota Daeng dalam beberapa hari terakhir. 

Rentang suhu normal antara 30 hingga 34 derajat Celsius.

Wilayah yang berpotensi diguyur hujan ringan sepanjang Oktober ini sekitar 22 kota utama Nusantara.

Kota itu antara lain; Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Bengkulu, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Selor, Palu, Gorontalo, Kendari, Makassar, Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Jayawijaya, hingga Jayapura.

Sementara itu, hujan sedang berpotensi di Kota Medan, Jambi, dan Merauke. 

Sementara hujan disertai petir diprakirakan terjadi di dua kota utama Kalimantan, Pontianak, dan Banjarmasin.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena iklim La Nina akan mulai berkembang di Indonesia akhir 2025 ini.

Anomali cuaca Lanina, memicu musim hujan datang lebih cepat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.

Dalam laporan bertajuk Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Indonesia, BMKG menyebut sebagian model iklim global mengindikasikan kemungkinan La Nina lemah akan terjadi menjelang akhir tahun 2025.

Meskipun mayoritas model masih memperkirakan kondisi ENSO Netral sepanjang tahun.

"BMKG memprediksi La Nina lemah akan mulai muncul pada akhir tahun 2025, berdasarkan sebagian kecil model iklim global," kata Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, pekan lalu.

La Nina merupakan fenomena pendinginan suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur ekuator. Kondisi ini biasanya menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Fenomena ini juga memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

BMKG juga mencatat fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) pekan ini, di tren fase negatif.

Kondisi ini diperkirakan bertahan hingga November 2025. 

Ini ikut memperkuat potensi curah hujan lebih tinggi di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. termasuk selatan Sulawesi.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved