Nursalam, Sosok Ketua RT Sukses Ubah Lorong Kumuh Jadi Lorong Wisata Hijau

Tanpa bantuan besar dari luar, warga mulai membersihkan lahan.

Mereka menanam cabai, tomat, ubi kayu, kangkung, serta aneka tanaman hias yang membuat lorong tampak segar dan penuh warna.

Setiap rumah juga didorong untuk menanam sendiri di halaman depan.

“Kalau semua warga ikut menanam, bukan hanya lingkungan yang indah, tapi juga bisa bantu dapur mereka. Tidak perlu beli cabai kalau bisa petik sendiri di halaman,” jelasnya.

Transformasi lorong ini bukan sekadar perubahan fisik.

Ia menjadi ruang hidup baru yang edukatif dan produktif. 

Warga belajar tentang urban farming, bagaimana memanfaatkan ruang sempit untuk menanam bahan pangan.

Nursalam bahkan mengajak pemuda setempat untuk belajar mengelola sampah organik menjadi kompos sederhana.

Ia juga secara rutin mengadakan kegiatan edukasi lingkungan, mengajak anak-anak muda dan ibu-ibu untuk memahami pentingnya menjaga kebersihan, memilah sampah, dan memanfaatkan barang bekas menjadi pot tanaman atau dekorasi lorong.

“Ini bukan hanya soal menanam. Ini soal membentuk kesadaran. Kalau kita rawat lingkungan, lingkungan juga akan menjaga kita. Kalau kita bangun rasa tanggung jawab bersama, hasilnya akan berkelanjutan,” ucap Nursalam.

Kini, Lorong Wisata Hijau Batua tak lagi sepi. Warga dari lorong lain datang untuk melihat langsung. Beberapa RT mulai meniru konsep yang sama.

Bahkan, ada kunjungan dari lembaga pendidikan dan komunitas lingkungan yang tertarik dengan pendekatan swadaya ini.

Nursalam tak ingin berhenti di satu lorong. Ia berharap gerakan ini bisa menular ke seluruh lorong di Makassar.(*)

Profil Singkat