Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dulu Lahir dan Besar di Sulsel, Pria 66 Tahun Itu Pulang Kampung sebagai Menteri

Nasaruddin Umar dulu menempuh pendidikan di Bone, kini pulang sebagai Menteri Agama

Editor: Ari Maryadi
Andi Bunayya Nandini/Tribun-Luwu.com
KEDATUAN LUWU - Kedatuan Luwu beri gelar adat kepada Menteri Agama, Nasaruddin Umar di Istana Kedatuan Luwu, Jumat (3/10/2025). Gelar adat yang diberikan adalah To Makkadangnge ri Labutikka. 

Ia juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.

Lalu pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, AG.Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.

Dan terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022.

Pada tahun 2024, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 bersama pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang sedang mengadakan kunjungan historisnya ke Indonesia.

Kehidupan awal dan pendidikan

Nasaruddin Umar dilahirkan di Ujung, Kabupaten Bone, Sulawesi pada 23 Juni 1959. Setelah menamatkan pendidikan di SD Negeri Ujung, Bone pada 1970, ia menamatkan pendidikan di Pesantren As'adiyah Sengkang pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah pada 1971, Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 Tahun pada 1974, dan PGA 6 Tahun pada 1976.

Ia meraih gelar Sarjana Muda pada 1980 dan Sarjana Lengkap pada 1984, kedua-duanya dari IAIN Ujung Pandang.

Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998).

Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993–1994), dan juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994–1995).

Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001–2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003–2004).

Dia adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999).

Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.

Laporan Wartawan Kontributor Tribun-Timur: Andi Bunayya Nandini

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved