Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nelayan di Wotu Luwu Timur Pakai Aplikasi Android untuk Budidaya Rumput Laut

Universitas Muslim Indonesia (UMI) implementasikan inovasi teknologi dalam budidaya dan hilirisasi rumput laut

Editor: Edi Sumardi
CITIZEN REPORTER
RUMPUT LAUT - Nelayan rumput laut di Desa Balo Balo, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, bersama tim dari Universitas Muslim Indonesia (UMI). Mereka mengembangkan aplikasi BudidayaLaut.app untuk memantau budidaya rumput laut secara digital. 
Ringkasan Berita:UMI Makassar melalui program BALE Pesisir di Luwu Timur, Sulsel, memperkuat ekonomi masyarakat pesisir.
 
Program ini fokus pada digitalisasi budidaya rumput laut menggunakan aplikasi Android BudidayaLaut.app untuk memantau produksi secara akurat.
 
Selain itu, dilakukan hilirisasi rumput laut menjadi empat produk bernilai tambah (keripik, permen, jelly, manisan) yang dikelola ibu rumah tangga. Inovasi ini didukung hibah DPPM Kemdiktisaintek.

 

TRIBUN-TIMUR.COM - Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar mengimplementasikan inovasi teknologi dalam budidaya dan hilirisasi rumput laut untuk penguatan ekonomi masyarakat pesisir Desa Balo Balo, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Program ini merupakan bagian dari Program Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (PM-BEM) UMI tahun 2025 dengan tema “BALE Pesisir (Bangun Lestari Ekonomi)” yang didanai melalui Hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (DPPM Kemdiktisaintek).

Pelaksanaan program berlangsung selama tiga bulan, dari September hingga November 2025.

Fokus kegiatan adalah digitalisasi proses budidaya rumput laut dan pelatihan diversifikasi produk turunan bernilai tambah.

Demikian rilis UMI kepada Tribun-Timur.com, Jumat (14/11/2025).

Salah satu capaian utama program ini adalah pengembangan dan penerapan aplikasi BudidayaLaut.app.

Aplikasi untuk OS Android ini dikembangkan oleh tim dosen dan mahasiswa UMI untuk membantu Kelompok Berkah Katonik, kelompok pembudidaya di Desa Balo Balo, dalam mencatat panen, memantau pertumbuhan, hingga memasarkan hasil budidaya secara digital.

"Digitalisasi ini membantu pembudidaya melakukan evaluasi produksi secara lebih akurat sehingga mutu dan nilai jual rumput laut dapat meningkat," kata Ir. St. Hajrah Mansyur, S.Kom., M.Cs., dosen tim teknis pendamping sekaligus pengembang aplikasi.

Sebelumnya, kelompok pembudidaya masih menggunakan metode pencatatan konvensional.

Melalui aplikasi ini, proses monitoring pertumbuhan dan panen menjadi terukur dan sistematis.

Pada aspek hilirisasi, tim PM-BEM UMI memberikan pelatihan intensif kepada Kelompok Dasawisma Masagena, yang beranggotakan ibu rumah tangga pesisir.

Pelatihan ini mengubah rumput laut mentah menjadi empat produk bernilai ekonomi tinggi:

  1. SeaQueen Chips (keripik rumput laut)
  2. Gummy Seaweed (permen kenyal rumput laut)
  3. BluBloom Jelly (minuman jelly)
  4. RumSea (manisan rumput laut kering)

Ketua Pelaksana Program, Nia Kurniati, S.Kom., M.Kom., menyatakan, pelatihan ini bertujuan membekali ibu-ibu pesisir dengan keterampilan baru yang dapat diwujudkan sebagai unit usaha rumahan.

"Produk-produk olahan ini berpotensi menjadi komoditas unggulan desa," ujar Nia.

Selain teknik pengolahan higienis, peserta juga dibekali pelatihan pengemasan produk, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), hingga keterampilan pemasaran digital menggunakan WhatsApp Business dan Instagram UMKM.

Program ini melibatkan empat dosen UMI dari berbagai bidang ilmu (Nia Kurniati, S.Kom., M.Kom., Ir. St. Hajrah Mansyur, S.Kom., M.Cs., Muhammad Arfah Asis, S.Kom., MT., dan Prof. Dr. Ir. Harlina, MP.) serta 20 mahasiswa lintas program studi.

Di bidang teknis, Prof. Dr. Ir. Harlina, MP., memberikan pendampingan teknis terkait peningkatan mutu rumput laut melalui penggunaan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Atonik, teknik panen yang benar, dan manajemen pascapanen.

Secara kelembagaan, tim PM-BEM UMI mendampingi masyarakat dalam penyusunan AD/ART kelompok, pembukuan sederhana, hingga penyusunan rencana bisnis (business plan).

Muhammad Arfah Asis, S.Kom., MT., salah satu dosen tim, menilai program ini selaras dengan kebijakan pengembangan ekonomi biru (blue economy).

"Kegiatan ini membuktikan bahwa teknologi dan inovasi mampu memperkuat ekonomi lokal. Kami berharap program seperti ini dapat terus berlanjut," katanya.

Kepala Desa Balo Balo meyakini program BALE Pesisir berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan dan memajukan metode budidaya rumput laut di desa tersebut.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved