Unhas
Teliti Islam Berkemajuan dalam Praktik Sosial Muhammadiyah, Dosen Unismuh Raih Gelar Doktor di Unhas
Hadisaputra, Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, resmi menyandang gelar doktor.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Aula Prof Syukur Abdullah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin, Rabu (24/9/2025), menjadi ruang sakral bagi perjalanan akademik seorang dosen muda Muhammadiyah.
Hadisaputra, Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, resmi menyandang gelar doktor setelah mempertahankan disertasi berjudul “Pergulatan Islam Berkemajuan di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa (Studi Etnografi Gerakan Muhammadiyah di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa)”.
Dalam paparannya, Hadisaputra menegaskan, Islam Berkemajuan tidak boleh berhenti sebagai jargon organisasi.
“Saya ingin menunjukkan bahwa Islam Berkemajuan bukan sekadar slogan, tetapi nyata hadir dalam praktik warga, melalui sekolah, masjid, amal usaha, dan gerakan sosial,” ujarnya penuh keyakinan.
Penelitian etnografisnya menggambarkan bagaimana Muhammadiyah di Bajeng, Gowa, memadukan nilai modernisme Islam dengan kearifan lokal. Rasionalitas organisasi berjalan seiring dengan sensitivitas budaya, tanpa kehilangan orientasi ideologis.
Namun, Hadisaputra juga memberi catatan kritis: kaderisasi Muhammadiyah berisiko terjebak dalam rutinitas administratif bila hanya bertumpu pada amal usaha formal.
Baca juga: Makassar Tuan Rumah OlympicAD VIII, 10 Ribu Siswa Muhammadiyah Bakal Hadir

“Regenerasi harus lebih inklusif dan terbuka, agar militansi kader tidak sekadar menjadi identitas administratif,” tegasnya.
Disertasi ini tidak hanya berangkat dari data lapangan, tetapi juga diperkaya dengan teori-teori besar. Hadisaputra memanfaatkan kerangka Talcott Parsons tentang fungsionalisme imperatif, teori praktik sosial Pierre Bourdieu, teori strukturasi Anthony Giddens, hingga tradisi diskursif Talal Asad dalam antropologi Islam.
“Sekolah, guru, dan kader bukan hanya produk aturan organisasi, melainkan aktor yang menghidupkan nilai melalui praktik sehari-hari,” jelasnya, merujuk pada perspektif Giddens.
Setelah melalui diskusi konseptual yang intens dengan tim penguji—yang terdiri dari Prof Ansar Arifin, Dr Muhammad Basir, Prof Tasrifin Tahara, Wahyuddin Halim PhD, Prof Mahmud Tang, Prof Pawennari Hijjang, dan Dr Yahya—hasil sidang akhirnya dibacakan.
Dekan FISIP Unhas, Prof Sukri, menyampaikan putusan: “Dewan penguji sepakat memberikan predikat Sangat Memuaskan kepada Saudara Hadisaputra.”
Hadir pula sejumlah tokoh Muhammadiyah dan Unismuh.
Ketua PWM Sulsel Prof Ambo Asse bersama jajaran wakil ketua, Ketua Badan Pembina Harian Unismuh Prof Gagaring Pagalung, hingga Wakil Rektor II Unismuh Dr Ihyani Malik tampak memberi dukungan.
Dari keluarga, salah satunya hadir Andi Kartini Ottong, Wakil Bupati Sinjai periode 2018–2023.
Relevansi Bagi Muhammadiyah
Bagi Muhammadiyah, penelitian ini memberi refleksi berharga: gerakan modernis Islam mampu beradaptasi sekaligus berkontribusi nyata terhadap transformasi sosial.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
Muhammadiyah
Hadisaputra
Universitas Muhammadiyah
Antisipasi Krisis Air Bersih: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Harga Mati |
![]() |
---|
Pembentukan BEM Unhas Dibahas Tengah Malam |
![]() |
---|
Daftar Nama Rektor Unhas dari Masa ke Masa, Kampus Merah Kini Cari Pemimpin Baru |
![]() |
---|
Sosok Prof Elly Sjattar Dekan Baru Fakultas Keperawatan Unhas, Alumni UI |
![]() |
---|
Daftar Nama 42 Pejabat Baru Unhas Dilantik Rektor Prof Jamaluddin Jompa, 6 Profesor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.