Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UMI

UMI Cetak Sejarah: Setelah Wisuda 21 Nonmuslim, Kini Tunanetra - Prajurit TNI Sandang Gelar Sarjana

Dua nama mencuri perhatian karena membuktikan keterbatasan maupun tugas negara tak mampu menghalangi tekad meraih pendidikan tinggi.

|
Editor: Sudirman
Ist
UMI - Reski Try Ulva, mahasiswa penyandang tunanetra. Reski Try Ulva menamatkan studi di Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi, dan Pendidikan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Wisuda Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menghadirkan cerita luar biasa.

Dua nama mencuri perhatian karena membuktikan keterbatasan maupun tugas negara tak mampu menghalangi tekad meraih pendidikan tinggi.

Reski Try Ulva, mahasiswa penyandang tunanetra, sukses menamatkan studi di Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi, dan Pendidikan.

Ia mendapat dukungan penuh dari dosen serta teman seangkatan sejak awal perkuliahan. 

Dengan perangkat laptop dan gawai berfitur pembaca layar, Reski konsisten mengikuti perkuliahan hingga resmi menyandang gelar sarjana.

Baca juga: 429 Mahasiswa UMI Ikut Pekan Pesantren di Padanglampe Pangkep

“Di UMI saya diterima tanpa dibedakan. Kampus ini seperti keluarga yang selalu mendukung,” ujar Reski Try Ulva dalam rilis diterima Tribun Timur, Jumat (5/9/2025).

Sementara itu, Nuraimi Aidini Arlis, prajurit Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI, menuntaskan pendidikan Sastra Inggris di tengah kesibukan bertugas.

Sejak 2020 ia mengabdi di TNI, bahkan pada 2024–2025 dipercaya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon.

 “Saya memilih menjalani keduanya, tugas negara dan mimpi pribadi. Pendidikan tetap penting bagi masa depan,” tegasnya.

Bekal bahasa Inggris dari perkuliahan pun menjadi modal penting saat berinteraksi di misi internasional.

Kisah Reski dan Nuraimi menegaskan bahwa UMI bukan sekadar tempat belajar, tetapi ruang inklusif yang membuka peluang seluas-luasnya bagi siapa saja untuk berkembang.

Mereka menunjukkan bahwa keterbatasan fisik maupun kewajiban dinas tidak menghalangi cita-cita.

Wisuda kali ini meneguhkan reputasi UMI sebagai “Kampus Ilmu, Kampus Ibadah, Kampus Kemanusiaan”, sekaligus wadah lahirnya generasi yang berdaya saing global.

Wisuda 21 Nonmuslim

Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mewisuda 21 mahasiswa nonmuslim, termasuk dari pengangut Kristen dan Hindu.

Sebagian di antaranya berasal dari Malaysia.

Wisuda yang digelar di Hotel Claro, Makassar, selama empat hari ini, Ahad (31/8/2025) hingga Rabu (3/9/2025).

Seperti membuktikan bahwa UMI adalah institusi pendidikan yang inklusif dan terbuka bagi semua kalangan, terlepas dari latar belakang agama.

Wisuda periode kedua pada tahun 2025 ini diikuti 4 ribuan wisudawan dan wisudawati.

"Sebagai mahasiswa nonmuslim, saya merasakan betapa besar arti kebersamaan, toleransi, dan persaudaraan yang terjalin selama masa studi saya," kata seorang wisudawati dalam video testimoninya di hadapan wisudawan dan wisudawati beserta keluarga.

Dia juga juga mengungkapkan jika selama masa studi, tak pernah sama sekali menerima perlakuan diskriminatif.

"Walaupun UMI lembaga pendidikan yang sekaligus membawa misi dakwah Islam, saya diperlakukan dengan adil tanpa ada perbedaan. Saya belajar bahwa dakwah tidak hanya berarti mengajak dengan kata-kata, tapi juga dengan keteladanan, dengan akhlak, dengan ilmu," tuturnya disambut tepuk tangan.

Atas segala pengalaman itu, dia pun mengaku bangga menjadi bagian dari keluarga besar UMI.

Sejak awal tahun 2000-an, UMI telah menerima mahasiswa beragama Kristen pada Program Studi Teknik Industri, Teknik Kimia, dan Teknik Pertambangan pada Fakultas Teknologi Industri (FTI) melalui program studi Teknik Industri, Teknik Kimia, dan Teknik Pertambangan.

Mereka belajar dan berprestasi bersama mahasiswa muslim tanpa kendala.

Rektor UMI, Prof Hambali Thalib dalam siaran pers UMI, Kamis (4/9/2025) mengatakan, "UMI adalah rumah bersama. Semua mahasiswa, tanpa memandang agamanya, memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk sukses."

Mengelola 13 fakultas dan 65 program studi, UMI tidak hanya fokus pada pendidikan, dakwah, dan pengabdian, tetapi juga pada kebinekaan.

UMI terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin menuntut ilmu dan berkontribusi bagi bangsa.

Wisudawan Nonmuslim

Berikut daftar lengkap wisudawan dan wisudawati nonmuslim.

Program Pascasarjana

1. Alias Pareang, dari Program Studi Teknik Sipil, agama Kristen

2. Jefrianto, dari Program Studi Ilmu Hukum, agama Kristen

Fakultas Teknologi Industri

1. Ivan Tandipayu Sanggaria, dari Program Studi Teknik Industri, agama Kristen

2. Hengkengnusa Antonio Rudolf Manginsela, dari Program Studi Teknik Industri, agama Kristen

3. Oktavianti Mariana, dari Program Studi Teknik Industri, agama Kristen

4. Donvito Andrew Putra Sakke, dari Program Studi Teknik Kimia, agama Kristen

Fakultas Pertanian dan Bioremidiasi Lahan Tambang

1. Kelvinus Siregar, dari Program Studi Agroteknologi, agama Katolik

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

1. Christophe Filemon Panggu, dari Program Studi Ilmu Kelautan, agama Kristen

2. Risnawati, dari Program Studi Budidaya Perairan, agama Katolik

Fakultas Kedokteran

1. Agnes Feterina Parwati Gosal, dari Program Studi Sarjana Kedokteran, agama Hindu

Fakultas Ilmu Komputer

1. Juandris Mellolo, dari Program Studi Teknik Informatika, agama Kristen

Fakultas Kesehatan Masyarakat

1. Pieter Leatemia, dari Program Studi Profesi Ners, agama Kristen

2. Kosni Kolnea, dari Program Studi Profesi Ners, agama Kristen

3. Welni Widya, dari Program Studi Profesi Ners, agama Katolik

Fakultas Teknik

1. Kadek Agus Denny Fratista, dari Program Studi Teknik Elektro, agama Hindu

Fakultas Hukum

1. Selvia, dari Program Studi Ilmu Hukum, agama Hindu

Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi dan Pendidikan

1. Benaya Stevenly Beko, dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, agama Kristen

2. Jendri Yansen, dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, agama Katolik

3. Vidiana Manan Wotan, dari Program Studi Sastra Inggris, agama Katolik

4. Jessica Juliana Payong, Kdari Program Studi Sastra Inggris, agama Katolik

5. Margareta, dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, agama Katolik.(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved