Guru Penanggung Jawab MBG Belum Terima Insentif Rp100 Ribu Per Hari

TRIBUN-TIMUR.COM, JENEPONTO - Guru penanggung jawab Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum menerima insentif Rp100 ribu per hari.

Kebijakan itu belum diterapkan secara penuh oleh Badan Gizi Nasional (BGN) meski sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE)

Kepala Sekolah SMAN 3 Jeneponto, Sitti Suriani, membenarkan hal tersebut.

"Belum ada, masih info-info begituji didengar," kata Sitti, Senin (13/10/2025).

Ia menyebutkan, sekolahnya sudah menyiapkan SK guru penanggung jawab harian untuk program MBG.

"Ada memang SK kami bikinkan dari sekolah untuk guru penanggung jawab per hari untuk MBG," ucapnya.

Baca juga: 34 Prajurit TNI AD Dikirim ke Singapura Belajar MBG, Profesor Unhas: Sangat Responsif

Kepala Koordinator Wilayah SPPI Jeneponto, Nur Ikhsan, mengatakan pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari pusat.

"Kami masih menunggu teknisnya dari pusat. Kami juga sudah pertanyakan ke kepala regional Provinsi Sulsel, katanya masih menunggu," ujarnya.

Menurut Nur Ikhsan, saat ini di Jeneponto sudah beroperasi 33 dapur SPPG dan 9 dapur lagi masih dalam pembangunan.

Ia menjelaskan, anggaran insentif guru masuk dalam biaya operasional program MBG.

"Banyak guru yang bertanya soal insentif. Tapi kami sampaikan masih menunggu instruksi dari atas, termasuk kapan mulai diterapkan," katanya.

Kebijakan insentif ini tertuang dalam Surat Edaran BGN Nomor 5 Tahun 2025 ditandatangani Kepala BGN, Dadan Hindayana, 29 September 2025.

Surat Edaran itu menyebut jika setiap sekolah wajib menunjuk satu hingga tiga guru sebagai Person in Charge (PIC) atau penanggung jawab distribusi MBG.

Setiap guru PIC mendapatkan insentif sebesar Rp100 ribu per hari.

Dana insentif dibebankan pada biaya operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di sekolah masing-masing. 

Insentif diberikan setiap 10 hari sekali oleh pihak SPPG, dengan sistem rotasi bagi guru bantu dan honorer yang ditugaskan.(*)