Istri Tak Mau Lagi Perlihatkan HP, Suami Mulai Curiga Sebelum Rahma Kabur dengan Pria Misterius

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Ilham (25), warga Desa Cakkeware, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone, mengaku istrinya, Rahma (20), meninggalkan rumah bersama pria tak dikenal, Minggu (21/9/2025) malam usai salat Isya.

Jarak Desa Cakkeware ke Kota Watampone Ibu Kota Kabupaten Bone) sekitar 40–50 km.

Waktu tempuh sekitar 1–1,5 jam perjalanan darat tergantung kondisi jalan.

Sementara jarak ke ke Kota Makassar (Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan) sekitar 160–180 km.

Waktu tempuh sekitar 4–5 jam perjalanan darat via jalur poros Bone–Makassar.

Ilham dan Rahma menikah di tahun 2024 melalui perjodohan orang tua.

Baca juga: Diduga Silariang, Rahma Tinggalkan Rumah Bersama Pria Misterius Usai Salat Isya

Pasangan ini belum dikaruniai anak.

Meski demikian hubungan keduanya baik-baik saja seperti pasangan pada umumnya. 

Hingga akhirnya sikap sang istri mulai berubah. 

Menurut Ilham, perubahan sikap istrinya mulai terlihat sejak pasar malam hadir di daerah mereka beberapa bulan terakhir.

“Semenjak ada pasar malam, berubah i. Tidak maui kasih lihat HP-nya, selalu na sembunyi,” kata Ilham saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Senin (22/9/2025).

Saat kabur, ada warga yang melihat Rahma melewati jalan kebun di belakang rumah, Minggu (21/9/2025) malam. 

Rahma tak sendiri, ia bersama pria yang mengendarai sepeda motor.

“Bisa dikatakan silariang, tapi saya tidak tau siapa yang naajak. Katanya warga lihat lewat kebun, tapi tidak jelas siapa laki-lakinya,” tambah Ilham.

Saat pergi, Rahma mengenakan baju putih, celana cokelat, membawa tas dan sarung. 

Rahma memiliki ciri kulit kuning langsat, tinggi sekitar 150 cm, berambut lurus, dan bertubuh agak kurus.

Ilham sementara tinggal di rumah orang tuanya.

Ia berencana melapor ke polisi jika Rahma belum kembali setelah 24 jam.

Warga bernama Inna (27) mengaku kaget mendengar kabar Rahma pergi bersama pria misterius.

“Kaget mi juga, karena setahu saya baik-baikji mereka. Tidak pernahka dengar ribut atau berkelahi,” ujarnya.

Ia menyebut jalan kebun yang dilalui Rahma memang sepi.

“Kalau lewat situ malam-malam jarang orang lihat. Jadi wajar kalau susah dikenal siapa yang bawa motor,” tandasnya.

Dalam budaya Bugis-Makassar, silariang berarti pasangan yang kabur bersama tanpa restu keluarga.

Fenomena ini kerap terjadi saat hubungan cinta tidak direstui atau salah satu pihak ingin meninggalkan pernikahan hasil perjodohan.

Silariang sering dianggap memalukan karena menyangkut harga diri dan adat istiadat. (*)