Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fly Jaya Terbang Perdana di Sulsel

Penerbangan Perdana di Bone, Pengrajin Songkok Recca Siap Menembus Pasar Global

Songkok recca adalah penutup kepala khas Bone yang dibuat dari anyaman rotan halus. 

|
Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
PENERBANGAN- Potret Bandar Udara Arung Palakka yang terletak di Jalan Mappolo Ulaweng, Kecamatan Awangpone (14/9/2025). Warga berharap dengan beroperasinya Bandara para pelaku UMKM Lokal bisa ikut terdongkrak.  

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE- Penerbangan komersial di Bandara Arung Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, resmi beroperasi pada Sabtu (13/9) kemarin. 

Bagi sebagian besar masyarakat, ini adalah kabar gembira karena mobilitas kini lebih cepat. 

Namun, bagi para pengrajin songkok recca, penerbangan ini lebih dari sekadar transportasi, melainkan peluang besar untuk memperluas pasar produk kebanggaan Bone.

Songkok recca adalah penutup kepala khas Bone yang dibuat dari anyaman rotan halus. 

Proses pembuatannya membutuhkan ketelatenan tinggi. 

Setiap helai serat dianyam satu per satu hingga membentuk motif rapat dan rapi, sebelum kemudian diberi finishing khusus agar tahan lama.

Seorang pengrajin songkok recca di Desa Unra, Kecamatan Awangpone, Irwan (27) menuturkan bahwa satu songkok biasanya dikerjakan selama 3 hingga 7 hari, tergantung tingkat kerumitan motifnya. 

“Kalau pesanan model rumit, bisa seminggu lebih. Kadang juga sebulan. Ini benar-benar kerja tangan, jadi hasilnya berbeda dengan buatan pabrik,” ujarnya saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Minggu (14/9/2025).

Meski memiliki nilai budaya tinggi, pemasaran songkok recca masih terbatas. 

Selama ini penjualan hanya mengandalkan pesanan lokal, acara adat, atau kiriman ke Makassar melalui jalur darat. 

Kendala waktu pengiriman membuat banyak konsumen enggan memesan dalam jumlah besar.

“Kadang pembeli dari Makassar ingin cepat, tapi kami terkendala pengiriman. Perjalanan darat lama, songkok bisa rusak kalau kena tekanan barang lain. Itu jadi kendala,” katanya.

Dengan hadirnya penerbangan Bone, ia optimistis songkok recca bisa lebih dikenal luas. 

Menurutnya, jalur udara memungkinkan pengiriman lebih cepat dan aman.

 “Sekarang bisa sehari sampai, bahkan wisatawan bisa langsung beli dan bawa pulang. Ini peluang besar,” tambahnya.

Selain itu, ia berharap penerbangan dapat mendatangkan lebih banyak tamu dari luar daerah. 

Kehadiran wisatawan otomatis akan meningkatkan permintaan songkok recca sebagai oleh-oleh khas Bone

“Kalau turis datang, pasti mereka cari sesuatu yang khas. Songkok recca bisa jadi pilihan utama,” ungkapnya.

Tidak hanya Irwan, pengrajin lain seperti Andi Rahman (39) juga menyambut positif.

Ia mengatakan bahwa produksi songkok kerap terhenti karena stok menumpuk akibat lambatnya pemasaran. 

“Kadang barang jadi banyak tapi tidak cepat terjual. Kalau ada penerbangan, pasar lebih terbuka, produksi juga jalan terus,” ujarnya.

Rahman menjelaskan harga songkok recca bervariasi, mulai dari Rp150 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung kualitas dan motif. 

Pembeli biasanya datang dari kalangan pejabat, tokoh agama, hingga kolektor. 

Dengan akses penerbangan, ia yakin segmentasi pasar akan semakin luas.

“Kalau pengiriman cepat, konsumen puas, otomatis kepercayaan makin tinggi,”jelasnya.

Kini, para pengrajin songkok recca menaruh harapan besar. 

Mereka ingin hasil karya tangan yang sarat nilai budaya itu tidak hanya dipakai dalam acara adat, tetapi juga mendunia. 

“Kami siap menjaga kualitas, tinggal akses pasar yang perlu dibuka. Dengan adanya penerbangan, kami optimistis,”tandasnya.

Sementara itu, pelaku UMKM kuliner, Hj Aminah (60) menilai penerbangan ini membuka peluang bagi produk oleh-oleh khas Bone seperti kue bolu Cukke, abon ikan, dan kerupuk bayam untuk dipasarkan lebih luas.

“Sekarang wisatawan bisa langsung bawa oleh-oleh khas Bone pulang lewat pesawat. Ini sangat membantu kami sebagai penjual. Harapan saya, UMKM lokal makin berkembang,” ucapnya.

Para pelaku UMKM kini menaruh harapan besar, momentum ini menjadi awal kebangkitan ekonomi lokal.

“Kami ingin UMKM Bone ikut naik kelas. Dengan penerbangan, distribusi produk bisa lebih cepat, dan Bone bisa dikenal sebagai daerah yang punya kekayaan kuliner dan kerajinan unik,” jelasnya.

Dirinya mengaku semakin banyak orang luar datang ke Bone, maka semakin besar peluang UMKM untuk memperkenalkan produk lokalnya.

“Ini bukan sekadar penerbangan, tapi peluang besar untuk kami yang berjuang lewat usaha kecil. Semoga pemerintah juga mendukung penuh agar UMKM Bone bisa semakin maju,”tandasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved