Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KPI Lestarikan Ikan Belida Lewat Konservasi Terpadu Sejak 2019

  Kilang Pertamina Internasional lestarikan ikan belida sejak 2019 lewat konservasi terpadu. Targetnya, pelepasliaran ke habitat asli.

Dok KPI
IKAN BELIDAN- Petugas Kilang Pertamina Internasional memantau proses pemijahan ikan belida generasi pertama di kolam RAS. 

TRIBUN-TIMUR.COM– Kilang Pertamina Internasional (KPI) menjalankan program konservasi ikan belida sejak 2019.

KPI merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis pengolahan minyak dan petrokimia sesuai prinsip ESG (Environment, Social & Governance).

Program ini berangkat dari keprihatinan terhadap penurunan populasi ikan belida akibat penangkapan berlebihan tanpa pelestarian.

Ikan belida dikenal sebagai spesies air tawar tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Salah satu habitat historisnya berada di aliran Sungai Musi.

Sungai terpanjang di Sumatera ini menjadi pusat kehidupan ekonomi, budaya, serta kuliner masyarakat sekitarnya. 

Panjang Sungai Musi mencapai sekitar 720 kilometer.

Sungai ini mengalir melintasi Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, dan bermuara ke Selat Bangka.

Sungai Musi menjadi salah satu sungai terpanjang di Indonesia dan berperan penting sebagai jalur transportasi, sumber kehidupan, serta pusat budaya dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dari sungai inilah lahir berbagai olahan khas berbasis ikan, seperti pempek dan tekwan, yang kini dikenal secara nasional.

Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, menyebut ikan belida bukan sekadar spesies, tapi bagian dari identitas budaya yang perlu dijaga.

“Populasi ikan belida semakin lama semakin menurun, ini yang membuat kami tergerak untuk ikut melakukan upaya pelestarian. Namun ini bukan hanya sekadar kepedulian untuk menyelamatkan sebuah spesies langka, tapi juga upaya untuk menyelamatkan identitas,” ujar Milla dalam keterangan resmi dikutip tribun, Selasa (16/9/2025).

Program Belida Musi Lestari dimulai setelah diskusi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan Banyuasin, BRPPUPP, BRIN, Universitas PGRI Palembang, dan Yayasan Diversitas Lestari Nusantara.

Awalnya, konservasi fokus pada Belida Lopis (Chitala lopis), yang sempat dinyatakan punah pada 2020.

Namun, hasil riset BRIN menemukan kembali spesies ini.

KPI menyelamatkan 30 ekor ikan belida dari nelayan dan membudidayakannya bersama Pokdakan Mulia di Talang Bubuk.

Setahun kemudian, KPI bekerja sama dengan BRPPUPP.

Setelah terbit Perpres No. 34 Tahun 2022 yang menetapkan ikan belida hanya untuk riset, KPI menjalin kerja sama dengan BRIN.

KPI juga mengembangkan ekosistem konservasi di Desa Sungai Gerong bersama Pokdakan Barokah dan Tunas Makmur melalui budidaya perikanan terintegrasi.

“Lokasi pengembangbiakan ikan di Desa Sungai Gerong sangat cocok untuk konservasi ikan belida. Terlebih masyarakat di sana juga sebelumnya mengembangbiakan ikan sepat yang merupakan pakan alami ikan belida,” tambah Milla.

Konservasi menghasilkan 1.050 butir telur dan menetaskan 64 ekor generasi pertama (G1) ikan belida melalui pemijahan semi-buatan di kolam Resirkulasi Aquaculture System (RAS).

KPI juga memanfaatkan limbah pipa Non-B3 kilang sebagai rumah ikan belida.

Ikan ini cenderung pemalu dan menempelkan telur di akar atau kayu. KPI dan BRIN memodifikasi palet kayu limbah Non-B3 sebagai shelter telur.

Pada 2026, KPI menargetkan terbentuknya Kawasan Edukasi Perikanan Terintegrasi dan Berdikari di Desa Sungai Gerong, Banyuasin.

Cita-cita besar KPI adalah melepasliarkan ikan belida ke habitat aslinya agar keluar dari status dilindungi penuh.

“Adalah menjadi mimpi kita semua untuk bisa melihat ikan belida bisa kembali berenang suatu hari nanti. Di saat yang bersamaan, tumbuh kesadaran masyarakat untuk ikut melestarikan ikan ini, agar cita rasanya tetap terjaga dalam setiap gigitan pempek, tekwan atau kerupuk Palembang yang kita konsumsi,” kata Milla.

Pelestarian ikan belida bukan hanya soal menjaga ekosistem, tapi juga melindungi warisan kuliner dan identitas lokal yang telah menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved