STIE YPUP Makassar Sukses Gelar Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2025

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEMINAR NASIONAL - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YPUP Makassar sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (SNSY) 2025 pada Sabtu, (23/8/2025). Acara yang berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom ini diikuti 167 partisipan oleh akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

TRIBUN-TIMUR.COM - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) YPUP Makassar sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (SNSY) 2025 pada Sabtu, (23/8/2025).

Acara yang berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom ini diikuti 167 partisipan oleh akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Mengusung tema “Implementasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam Mendukung Transformasi Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi”, seminar menghadirkan tiga narasumber utama. 

Riset Merupakan Jantung Tri Dharma Perguruan Tinggi

Prof. Dr. Anton Agus Setyawan, SE MSi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta menekankan bahwa riset merupakan jantung dari Tri Dharma Perguruan Tinggi karena tidak hanya meningkatkan reputasi dan akreditasi institusi, tetapi juga mempersiapkan lulusan yang kompetitif, inovatif, serta mampu menghadapi tantangan global maupun lokal. 

Prof Anton manambahkan melalui riset, perguruan tinggi mampu menghubungkan teori dengan praktik sehingga menghasilkan pengetahuan baru yang relevan sekaligus berdampak nyata bagi masyarakat. 

“Pergeseran paradigma penelitian dari sekadar publikasi ke arah hilirisasi menekankan bahwa hasil riset harus memberi manfaat, baik dalam bentuk inovasi, solusi sosial, maupun peningkatan daya saing bangsa” ucapnya

Keberhasilan riset di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh luaran berupa publikasi, tetapi juga outcome tambah prof Anton berupa hilirisasi yang berimplikasi pada penciptaan nilai ekonomi, komersialisasi, dan kontribusi sosial. 

Alumni yang terlibat dalam kegiatan riset akan memiliki keterampilan analisis, pemecahan masalah, serta berpikir kritis yang lebih matang sehingga lebih siap menghadapi dunia kerja dan bahkan mendorong terciptanya wirausaha berbasis inovasi.

Untuk itu, perguruan tinggi perlu menyediakan dukungan sumber daya yang mencakup SDM berkualitas, infrastruktur memadai, akses jurnal, serta skema pendanaan riset yang fleksibel, jelasnya.

Prof Anton juga menjelaskan, selain dukungan internal, penguatan tradisi riset juga menuntut adanya kolaborasi lintas perguruan tinggi dan industri. Sinergi ini memungkinkan terjadinya riset multidisiplin, pemanfaatan bersama infrastruktur, pendanaan riset, hingga percepatan proses hilirisasi. 

Lebih jauh, perguruan tinggi perlu mengarahkan penelitian pada isu-isu mutakhir seperti SDGs, ekonomi digital, ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan inovasi bisnis.

Dengan begitu, tradisi riset bukan hanya membentuk lulusan yang berorientasi riset, tetapi juga menjadikan riset sebagai motor perubahan dan inovasi yang berkelanjutan, jelas prof Anton

Keseimbangan antara keuntungan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan tanggung jawab sosial.

Dr. Dian Indri Purnamasari, Ak., CA dari UPN Veteran Yogyakarta membahas isu keberlanjutan (sustainability) yang menuntut perusahaan menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan tanggung jawab sosial. 

Halaman
123

Berita Terkini