BEM Unhas

Apapun Namanya BEM Unhas Perlu Segera Terbentuk, Sebelumnya SMUH 13 Tahun Didiskusikan

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DISKUS SMUH - Peserta menyimak pemaparan narasumber diskusi Quo Vadis SMUH di Cafe Aspirasi, Jalan AP Pettarani Makassar, Sabtu malam, 23 Agustus 2025. Hadir tiga pembicara utama: Wakil Rektor Unhas Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SPBM(K), mantan Wakil Rektor Unhas Bidang Kemahasiswaan Prof drg A Arsunan Arsin MKes, serta Wakil Ketua Umum Senat Mahasiswa Unhas (SMUH) 1990-an Nimatullah Rahim Bone.

Kak Ulla mengurai proses pembentukan SMUH. Diawali pembentukan dan pengaktifan KLK (Kesatuan Lembaga Kemahasiswaan).

“KLK bertemu sepekan membahas pembentukan lembaga kemahasiswaan, Selalu konsultasi dengan Guru Besar dan senior-senior,” ujar Nimatullah Rahim Bone.

Setelah sepakat membentuk lembaga kemahasiswaan tingkat universitas, mereka menamainya SMUH. 

“Formatnya bertolak belakang jauh yang diatur kemendiknas waktu itu. SMUH membentuk bidang-bidang, hingga bidang aspirasi,” kata Nimatullah Rahim Bone.

Menurutnya, pengurus SMUH bersifat elitis karena perwakilan pimpinan BEM Fakultas.

Syarat menjadi pengurus SMUH, pernah ketua atau pengurus senat di fakultas. 

Menurut Kak Ulla, pengurus SMUH tidak pernah lebih dari 30 orang, yang dipimpin Ketua SMUH dan Wakil Ketua Bidang Eksternal SMUH.

“Dorong saja terus proses pembentukan BEM Unhas atau apalah namanya nanti. Pada akhirnya yang tidak mau tinggalkan saja. Jangan pernah berpikir aktivis itu akan banyak. Aktivis selalu minoritas. Dari dulu kelompok perubah selalu dari kelompok sedikit,” jelas Nimatullah Rahim Bone.

Diskusi Quo Vadis BEM Unhas berlangsung dua jam lebih. Diawali penyampaian Ketua Panitia Faizal Baso, sambutan pemrakarsa Mulawarman, dan diakhiri pembacaan kesimpulan oleh Kamaruddin Azis Daeng Nuntung.(*) 

 

 

 

Berita Terkini