Kasus-kasus itu antara lain Bom Bali I (2002), bom Hotel JW Marriott (2003), bom di Kedutaan Besar Australia, bencana alam tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), Bom Bali II (2005), serta kecelakaan pesawat Sukhoi (2012).
Kepiawaiannya dalam mengungkap identitas jenazah yang sulit teridentifikasi pun membuat namanya cukup diperhitungkan di dunia.
Bahkan, ketika peristiwa kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 terjadi di Ukraina beberapa waktu lalu, dia sempat dipanggil ke Belanda untuk membantu proses identifikasi tersebut.
Selain itu, ia juga pernah menangani kasus pembunuhan di Subang serta kasus pembunuhan berantai Dukun Slamet di Banjarnegara.
Kehidupan Pribadi Brigjen Sumy Hastry Purwanti
Hastry lahir di Jakarta pada 23 Agustus 1970. Sehingga saat ini, usianya 54 tahun.
Ia menikah dengan dr Harry Tjahyanto SpOG, dokter kandungan konsultan fertilitas yang secara khusus menangani masalah kesuburan.
Keduanya bertemu di rumah sakit saat Hastry sedang koas dan sang suami, sudah menjadi dokter spesialis kandungan.
Pernikahan keduanya dikaruniai dua anak.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)