Pesawat jenis ini dikenal mampu beroperasi di landasan pendek dan kasar, serta cepat beradaptasi dengan kondisi alam.
Di darat, kemerdekaan transportasi umum juga diwujudkan lewat Trans Sulsel.
“Trans Sulsel kita sudah launching sebagai rangkaian kemerdekaan juga, untuk dua koridor dengan sekitar 27 armada. Dan kita akan menambahkan beberapa koridor lagi,” ujar pria kelahiran Bone ini.
Trans Sulsel melayani dua rute: Mall Panakkukang–Pelabuhan Galesong dan Kampus Universitas Hasanuddin–Terminal Mandai.
Bus ini disubsidi gratis bagi masyarakat.
Dari transportasi, Andi Sudirman beralih ke sektor kesehatan.
Sebanyak 15.120 anak stunting mendapat insentif Rp1 juta per anak.
“Kita juga melakukan pendampingan PMT, pendampingan gizi, dan ada Kesehatan Bergerak,” lanjutnya.
Ia juga mengirim dokter spesialis ke pulau-pulau.
Menurutnya, masyarakat pulau sangat membutuhkan layanan kesehatan memadai.
Jika sebelumnya hanya dilayani dokter umum, kini mereka bisa konsultasi langsung dengan dokter spesialis.
“Alhamdulillah, masyarakat di pulau sangat senang. Ada sampai 100 pasien per hari untuk penyakit dalam. Maka kita dorong program PKB, Pelayanan Kesehatan Bergerak,” tegas Andi Sudirman.
Sekretaris Daerah Sulsel Jufri Rahman menyebut Sulsel sudah jauh lebih berkembang.
Infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi jadi indikatornya.
“Jauh lebih progresif dibanding waktu saya pertama jadi pegawai tahun 1985. Jalan sudah bagus dan banyak infrastruktur berkembang baik. Pertumbuhan ekonomi membaik,” kata Jufri Rahman.
Momen kemerdekaan ini menjadi ruang untuk mensyukuri kemajuan, sekaligus merefleksi sektor prioritas demi kesejahteraan masyarakat. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz