TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Usia ke-80 Republik Indonesia menandai perjalanan panjang mewujudkan tujuan negara dalam UUD 1945 Alinea keempat.
Tujuannya: melindungi bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Untuk mencapainya, banyak tantangan harus dihadapi dan diselesaikan.
Bagi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, jalan itu sedang ditempuh perlahan.
Salah satunya lewat ketahanan pangan, khususnya produksi beras dalam negeri.
Andi Sudirman menyebut Sulsel berada di jalur sebagai penyangga pangan nasional.
Stok beras Sulsel mencapai 500 ribu ton, tertinggi sepanjang sejarah.
“Saat ini stok kita cukup untuk enam bulan. Kalau terjadi force majeure, misalnya tidak ada pertanian, maka itu cukup untuk enam bulan untuk Sulsel. Itu pertama, terpanjang yang bisa kita punya,” kata Andi Sudirman usai upacara HUT RI di Rujab Gubernur Sulsel, Minggu (17/8/2025).
Baca juga: Pelukan Hangat Nurdin Abdullah–Andi Sudirman di Rujab Gubernur, NA: Pemimpin Kita Muda, Energik!
Ia menilai sektor pertanian dan kelautan Sulsel sangat menunjang ketahanan pangan.
“Terkait harga beras. Dalam periode sebelum kemerdekaan, alhamdulillah petani sangat senang. Tentu ini juga menjadikan kita optimis, karena kita 70–80 persen adalah petani dan nelayan,” lanjutnya.
Memaknai kemerdekaan, Andi Sudirman menyiapkan berbagai solusi, termasuk transportasi antar pulau.
Kehadiran seaplane menjadi jawaban atas tantangan keterjangkauan wilayah kepulauan.
Seaplane unggul dari segi kecepatan dan efisiensi, terutama dalam kondisi darurat.
Dalam waktu dekat, Sulsel akan menambah layanan lewat pesawat Cessna Caravan.
“Ini Caravan insyaallah sebentar lagi, kapasitasnya lebih besar. Kemudian nanti akan menjadi angkutan untuk pariwisata dan emergency case,” kata Andi Sudirman.